Suara.com - Nagita Slavina saat ini tengah banyak dibicarakan lantaran ketahuan makan makanan nonhalal yang diduga mengandung babi.
Diketahui ini bukanlah kali pertama istri Raffi Ahmad tersebut makan makanan non halal. Saat melancong ke Singapura, Nagita sempat kedapatan menikmati mie bakso ikan yang mengandung minyak babi.
Dari pembicaraan tersebut, tidak sedikit yang kemudian membicarakan perbandingan dosa antara makan babi dan korupsi.
Pasalnya, seperti yang kita tahu, saat ini di Indonesia semakin marak pejabat tersandung kasus korupsi dengan angka fantastis.
Baca Juga: Beda Kekayaan Inul Daratista vs Nagita Slavina: Masalah Perawatan Wajah Jadi Omongan
Lantas, jika berbicara dari segi dosa, mana sebenarnya yang lebih besar, makan babi atau korupsi? Simak ulasan berikut untuk jawabannya.
Dosa Makan Babi dan Korupsi
Dalam sebuah podcast bersama Deddy Corbuzier pada 21 November 2023 lalu, Ustaz Dr Khalid Basalamah Lc Ma sempat mengatakan bahwa dosa makan babi dan korupsi tidak bisa dibanding-bandingkan. Namun, keduanya memang termasuk dosa besar.
"Jadi kalau saya sih karena dua-duanya pelanggaran (makan babi dan korupsi), jangan dilakukan. Karena konsekuensi dua-duanya adalah hukuman," tutur Ustadz Khalid Basalamah.
Makan babi termasuk dosa besar karena hewan yang identik dengan warna pink itu menjadi satu-satunya hewan yang jelas disebutkan dalam kitab suci Al-Quran, tepatnya surat Al-Baqarah ayat 173 berikut.
اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ بِهٖ لِغَيْرِ اللّٰهِۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ١٧٣
Baca Juga: Kerja Bareng Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Sus Rini Pasang Behel Demi Jaga Penampilan
innamâ ḫarrama ‘alaikumul-maitata wad-dama wa laḫmal-khinzîri wa mâ uhilla bihî lighairillâh, fa manidlthurra ghaira bâghiw wa lâ ‘âdin fa lâ itsma ‘alaîh, innallâha ghafûrur raḫîm
Artinya: Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Akan tetapi, siapa yang terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sementara itu, korupsi adalah tindakan yang tidak hanya merugikan sendiri, tetapi juga masyarakat sehingga dosanya tidak kalah besar.
"Korupsi itu kan mengambil hak orang lain. Jadi korupsi itu akumulasi dosa-dosa besar. Jadi memang dia itu gabungan mas," jelas Ustaz Khalid Basalamah.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri