Mengenal Paniki, Kuliner Ekstrem Khas Minahasa yang Masuk Daftar Makanan Terburuk Dunia

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Jum'at, 17 Januari 2025 | 11:18 WIB
Mengenal Paniki, Kuliner Ekstrem Khas Minahasa yang Masuk Daftar Makanan Terburuk Dunia
Hidangan Paniki khas Sulawasi Utara. (Taste Atlas)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua makanan khas Nusantara, yakni Bubur Tinutuan dan Paniki masuk daftar makanan terburuk dunia versi Taste Atlas. Dipantau pada 16 Januari 2025, Bubur Tinutuan ada di peringkat 17, sementara Paniki ada di urutan ke-37.

Untuk diketahui, peringkat dalam daftar 100 Worst Rated Foods in the World berasal dari para audiens, baik yang berwawasan tentang kuliner atau tidak.

Bubur Tinutuan mungkin sudah familiar di telinga, namun sudahkah kamu tahu soal Paniki?

Mengenal Paniki, Kuliner Ekstrem dari Daging Kelelawar

Baca Juga: Ini 8 Makanan Khas Imlek di Indonesia yang Tak Boleh Terlewat!

Paniki merupakan hidangan khas dari Sulawesi Utara, Indonesia, yang berbahan dasar daging kelelawar. Daging kelelawar yang digunakan dalam paniki biasanya adalah kelelawar pemakan buah (kalong), karena dagingnya dianggap lebih bersih dan memiliki rasa yang unik.

Proses memasaknya melibatkan pembersihan kelelawar secara menyeluruh, termasuk membuang bulunya, lalu memasaknya bersama bumbu hingga empuk.

Hidangan Paniki khas Sulawasi Utara. (Taste Atlas/Gunawan Kartapranata)
Hidangan Paniki khas Sulawasi Utara. (Taste Atlas/Gunawan Kartapranata)

Hidangan ini biasanya diolah dengan bumbu khas Manado yang kaya rasa, seperti santan, cabai, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, kemiri, dan rempah-rempah lainnya. Setelah matang, Paniki biasanya disajikan bersama nasi hangat.

Paniki cukup banyak digemari oleh masyarakat Sulawesi Utara, khususnya di kalangan komunitas Minahasa. Hidangan ini menjadi bagian dari tradisi kuliner khas daerah tersebut dan sering disajikan dalam acara-acara khusus.

Bagi yang terbiasa mengonsumsinya, Paniki bisa menjadi hidangan sehari-hari. Cita rasa Paniki yang gurih, pedas, dan kaya rempah sangat sesuai dengan selera masyarakat Minahasa yang umumnya menyukai masakan bercita rasa kuat.

Baca Juga: Bahaya Makanan Ultra Olahan Bagi Anak, Picu Gigi Tonggos hingga Rahang Mengecil!

Namun, tidak semua orang di Sulawesi Utara mengonsumsi Paniki, terutama mereka yang memiliki pantangan agama atau budaya terkait jenis daging tertentu.

Meski demikian, Paniki tetap dianggap sebagai salah satu hidangan ikonik di daerah tersebut. Paniki bisa menjadi pengalaman kuliner yang unik bagi yang tertarik mencobanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI