Tinutuan dan Paniki dari Sulawesi Utara Jadi Perhatian: Masuk Daftar 100 Makanan Terburuk di Dunia versi Taste Atlas

Rabu, 15 Januari 2025 | 15:41 WIB
Tinutuan dan Paniki dari Sulawesi Utara Jadi Perhatian: Masuk Daftar 100 Makanan Terburuk di Dunia versi Taste Atlas
Ilustrasi bubur tinutuan khas Manado. (TasteAtlas)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Taste Atlas, sebuah platform kuliner global yang dikenal karena merangkum berbagai ulasan dan penilaian tentang makanan dari seluruh dunia, baru saja merilis daftar 100 makanan terburuk di dunia. 

Pada artikel yang diterbitkan pada 8 Januari 2025 itu, situs tersebut menyusun daftar berjudul 100 Worst Rated Foods in the World yang diurutkan berdasarkan peringkat terendah.

Daftar ini menjadi menuai perhatian luas, terutama di Indonesia, karena dua makanan khas Nusantara tercantum di dalamnya, yakni Tinutuan yang menempati peringkat ke-16 dan Paniki di urutan ke-36.

Tinutuan, makanan yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara tersebut mendapatkan nilai 2,3 dari 5 sementara Paniki mendapatkan nilai 2,5 dari 5.

Baca Juga: Hidangan Tekwan Jambi yang Menggugah Selera, Pilihannya di Warung Kang Asep

Tinutuan adalah bubur beras Indonesia yang berasal dari Manado, dan juga Minahasa. Bubur ini dibuat dengan berbagai macam sayuran termasuk bayam, labu, singkong, dan jagung.

Karena konsistensinya yang cair, bubur ini disajikan dalam mangkuk, bersama ikan asin dan sesendok sambal terasi di atasnya. Bubur gurih ini awalnya adalah bubur vegetarian, tetapi pada acara-acara khusus, terkadang daging ditambahkan ke dalam hidangan ini. 

Bubur ini biasanya disajikan untuk sarapan, dan orang-orang biasanya berbondong-bondong ke warung pada pagi hari untuk mendapatkan sarapan bergizi ini.

Sementara Paniki, secara tradisional dibuat oleh penduduk asli Minahasa dan berasal dari Sulawesi Utara. Hidangan ini menggunakan kelelawar sebagai bahan utamanya.

Meskipun kelelawar sering digoreng atau dipanggang, cara yang paling populer adalah dengan mencampurnya ke dalam paniki, hidangan tradisional yang mirip sup.

Baca Juga: Mencicipi Lezatnya Pindang Bi' Cik, Kuliner Tradisional Menggugah Selera

Prosedur yang biasa dilakukan dimulai dengan memanggang kelelawar untuk menghilangkan semua bulu yang menutupi tubuhnya. Kelelawar kemudian dibersihkan, isi perutnya dikeluarkan, dan dipotong-potong kecil lalu direbus dalam air. 

Hidangan ini diakhiri dengan menambahkan bawang goreng, bawang putih, jahe dan pasta cabai, daun bawang, daun kari, serai, dan santan. Paniki biasanya disajikan dengan nasi putih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI