Bukan tanpa sebab, UAS berkaca dari kisah Umar bin Khattab ketika diminta seseorang untuk menghukum anaknya karena dianggap sudah durhaka.
Mendapat permintaan seperti itu, Sayyidina Umar bin Khattab memilih jalur tabayun. Bukannya langsung menghukum, Umar memilih untuk mendengar pendapat dari dua sisi baik anak maupun orang tuanya.
Ternyata saat itu, si anak pun merasa orang tuanya telah durhaka kepadanya karena sejumlah alasan. Salah satunya, anak tersebut mengaku memiliki sosok ibu kandung yang tidak baik.
"'Hai anak kata bapakmu kau durhaka, saya tak mau menghukum langsung. Kenapa kau durhaka? Apa kata si anak, aku durhaka karena tiga sebab. Pertama, dia carikan ibu untukku ibu yang tak baik. Kedua, dia dikasih aku nama yang tidak baik. Ketiga, dia kasih aku makan dari yang tak baik," beber UAS.
Mendengar pengakuan jujur dari anak tadi, Umar bin Khattab menyimpulkan jika orang tua tadi telah durhaka kepada anaknnya. Anak memberontak, karena orang tuanya lebih dulu durhaka.
"Apa kata Umar? 'Kau lebih dulu durhaka sebelum anakmu durhaka'," sambungnya.
Lebih lanjut, UAS pun berpesan kepada laki-laki yang akan menjadi suami atau calon bapak, untuk memilih pasangan yang baik. Sebab, menurutnya karakter seorang ibu akan mempengaruhi sikap anak.
"Lebih dulu orang tua durhaka, sebelum anak durhaka. Maka pilihkan ibu yang baik, maka akan lahir anak yang baik," pungkasnya.