Suara.com - Peneliti BRIN mengungkap hasil riset terkait pengalihan hutan menjadi kebun sawit. Paparan riset ini menunjukkan dampak perubahan iklim yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh pemerintah Indonesia.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mulai gencar mengkampanyekan perluasan lahan sawit. Salah satunya dengan memberikan pernyataan agar tidak takut dengan ancaman deforestasi bagi hutan di Tanah Air.
Prabowo juga menyamakan lahan kelapa sawit dengan pohon hutan. Pernyataan orang nomor satu di Indonesia itu tentu langsung memicu kontroversi, baik dari kalangan peneliti maupun masyarakat.
Peneliti BRIN Erma Yulihastin menjelaskan bahwa pengalihan hutan menjadi lahan sawit dapat memicu perubahan suhu udara secara drastis. Ia memberikan bukti melalui hasil riset yang dipublikasikan jurnal Meteorologi Pertanian dan Kehutanan.
"Hutan jadi kebun kelapa sawit dapat mengubah iklim mikro secara signifikan," kata Erma Yulihastin melalui akun X (Twitter) seperti dikutip Suara.com, Senin (13/1/2025).
Riset ini menemukan dampak perubahan iklim saat terjadi pengalihan hutan menjadi lahan sawit di Kalimantan. Suhu udara di kebun kelapa sawit mengalami peningkatan 5°C lebih tinggi daripada suhu udara di hutan.
"Riset di Borneo (Kalimantan) ini menunjukkan suhu udara di kebun kelapa sawit naik jadi +6, 5°C lebih tinggi dibandingkan suhu udara di hutan. Jelas ini memperparah perubahan iklim," tegas Erma Yulihastin.
Penjelasan hasil penelitian di Kalimantan

Penjelasan Erma Yulihastin mengacu pada penelitian berjudul "Hubungan antara Leaf Area Index dan Iklim Mikro di Hutan Tropis dan Perkebunan Kelapa Sawit: Gangguan Hutan Mendorong Perubahan Iklim Mikro."
Riset ini dilakukan oleh 6 peneliti yang berasal dari Imperial College London, University Museum of Zoology Cambridge, dan Forest Research Centre. Mereka semua setuju jika pengalihan hutan menjadi lahan sawit adalah ancaman besar bagi keanekaragaman hayati.