5 Kesalahan Orang Tua yang Merusak Kepercayaan Diri Anak, Jangan Biarkan Mereka Hancur!

Riki Chandra Suara.Com
Senin, 13 Januari 2025 | 12:37 WIB
5 Kesalahan Orang Tua yang Merusak Kepercayaan Diri Anak, Jangan Biarkan Mereka Hancur!
Ilustrasi anak kecil menutup wajah. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepercayaan diri adalah pondasi penting bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Kemampuan ini membantu mereka menghadapi tantangan, mengambil risiko, serta percaya pada diri sendiri.

Meski begitu, tanpa disadari, beberapa perilaku orang tua dapat merusak fondasi kepercayaan diri anak. Berikut adalah lima kesalahan yang dapat menghancurkan kepercayaan diri anak dan cara menghindarinya, sebagaimana dilaporkan TimesofIndia, dikutip dari Antara, Senin (13/1/2025).

1. Sering Dikritik dan Kasar

Kritik yang terus-menerus dapat meninggalkan luka emosional yang mendalam pada anak. Meski niatnya untuk memperbaiki kesalahan, nada kasar atau frekuensi kritik yang terlalu sering justru membuat anak meragukan kemampuannya.

Untuk mencegah hal ini, fokuslah pada umpan balik yang membangun. Misalnya, alih-alih mengatakan, “Kamu selalu membuat berantakan,” cobalah berkata, “Mari kita cari cara untuk merapikannya bersama-sama.”

2. Membandingkan Anak dengan Orang Lain

Ucapan seperti, “Mengapa kamu tidak seperti saudaramu?” dapat merusak kepercayaan diri anak. Perbandingan ini membuat anak merasa tidak mampu dan bahkan memicu rasa benci terhadap orang yang dijadikan pembanding.

Sebagai gantinya, hargai keunikan anak Anda. Berikan pujian personal, seperti “Saya suka betapa kreatifnya ide-ide kamu.”

3. Perlindungan yang Berlebihan

Terlalu melindungi anak dari kegagalan atau kekecewaan dapat menghambat kemampuan mereka menghadapi tantangan. Anak yang tidak diberi kesempatan untuk melakukan kesalahan cenderung meragukan kemampuan diri sendiri.

Biarkan anak menyelesaikan masalah kecil secara mandiri, seperti mengemas tas sekolah atau menghadapi konflik ringan dengan teman.

4. Mengabaikan Prestasi Anak

Kurangnya pengakuan atas usaha atau pencapaian anak, baik besar maupun kecil, dapat membuat mereka merasa kurang dihargai. Lama-kelamaan, anak mungkin berhenti berusaha karena merasa usahanya tidak penting.

Berikan apresiasi, bahkan untuk hal kecil. Ucapan seperti “Saya bangga padamu karena sudah mencoba!” sangat membantu membangun kepercayaan diri anak.

5. Memberi Label Negatif

Menyebut anak dengan label seperti “malas”, “pemalu”, atau “canggung” mungkin terlihat sepele, tetapi hal ini dapat membentuk persepsi diri yang negatif. Anak bisa mulai percaya bahwa label tersebut adalah identitas mereka.

Daripada memberikan label, fokuslah pada perilaku spesifik. Misalnya, alih-alih mengatakan “Kamu malas sekali,” ucapkan, “Ayo kita coba lebih proaktif mengerjakan tugas-tugasmu.”

Dengan memahami dan menghindari kesalahan ini, orang tua dapat membantu membangun kepercayaan diri anak sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan tangguh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI