Suara.com - Eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan kritik tentang food estate. Menurutnya, proyek dengan anggaran raksasa itu malah hanya melahirkan petaka.
Diketahui, food estate atau lumbung pangan berada di bawah kepemimpinan berbagi kementerian termasuk Kementerian Pertahanan yang kala itu di bawah Prabowo Subianto.
"Dalam 6 tahun terakhir sejak tahun 2019 pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp539,7 triliun untuk program food estate," kata Ganjar, dikutip dari akun X miliknya pada Jumat (10/1/2025).
"Proyek dengan anggaran raksasa hanya melahiran petaka," imbuhnya. Ganjar menyebut ada berbagai hal yang membuat food estate gagal.
Baca Juga: Sekjen KPA Beberkan 6 Bahaya Food Estate: dari Perampasan Tanah Sampai Program Gagal yang Terulang!
"Pertama salah memilih lahan, kita semua tahu bahwa tanah adalah faktor terpenting pertanian. Di Kalimantan Tengah memaksakan kawasan gambut dan kawasan hutan lindung menjadi lahan pertanian," ujarnya.
Menurut Ganjar setidaknya di kawasan Tewai Baru, 700 ribu tutupan pohon hilang demi proyek ini. Sementara di Gunung Mas, 18 ribu hektar habibat orangutan terancam.
"Dengan anggaran kurang lebih Rp 539,7 triliun untuk membangun ketahanan pangan, impor beras dan jagung kita justru meningkat. Saya kira itu kegagalan kebijakan, jika pemerintah sekarnag tetap mau melanjutkan proyek tersebut kita perlu mengingatkan jangan melanjutkan kegagalan sebelumnya," kata Ganjar.
Ganjar menyebut ketahanan pangan bisa terjadi jika pemerintah melakukan hal yang benar.
Baca Juga: Lama Tak Muncul, Alam Ganjar Tiba-tiba Dipuji Budayawan: Dia Akan Mempesona...