Sejarah Panjang Istilah "Tidak Ada Makan Siang Gratis": Dari Bar Amerika hingga Meja Makan Siswa

Farah Nabilla Suara.Com
Kamis, 09 Januari 2025 | 15:04 WIB
Sejarah Panjang Istilah "Tidak Ada Makan Siang Gratis": Dari Bar Amerika hingga Meja Makan Siswa
Penampakan menu makan siang gratis yang dibagikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) kepada siswa SMPN 61 Jakarta Barat. (Suara.com/Fakhri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Istilah 'Tidak Ada Makan Siang Gratis' belakangan santer jadi pembicaraan seiring dengan mulai dijalankannya program pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sejak awal diungkapkan sebagai janji kampanye Presiden Prabowo Subianto, program makan siang gratis untuk anak sekolah ini banyak menuai kritik. Pasalnya, program ini menelan anggaran mencapai Rp71 triliun sampai bulan Juni 2025. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyebut, butuh Rp420 triliun agar program ini berjalan hingga akhir tahun 2025.

Pengamat, akademisi hingga masyarakat ramai menilai bahwa makan siang gratis ini sejatinya tidak gratis karena diambil dari APBN bagian Badan Gizi Nasional. Dalam pelaksanaannya, Istana melalui Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan/PCO Hasan Nasbi menyebut program ini sebagian masih pakai uang pribadi Presiden Prabowo.

Selain itu, publik sempat dibuat ketar-ketir dengan ancaman kenaikan PPn 12% meski pada akhirnya pemerintah membatalkan kenaikan tersebut. Kenaikan ini sempat membuat masyarakat gusar bahwa untuk menopang program-program pemerintah, termasuk makan siang gratis, sebenarnya rakyat tetap membayar juga lewat pajak.

Baca Juga: Video Anak SMA Pamer Menu Makan Bergizi Gratis Ditonton 12 Juta Kali, Admin Gerindra Gercep Kasih Komentar

Menu uji coba makan siang siswa SD di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat [Suara.com/Buniamin]
Menu uji coba makan siang siswa SD di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat [Suara.com/Buniamin]

Hal inilah yang menyebabkan idiom atau ungkapan "Tidak Ada Makan Siang Gratis" kembali bergaung. Lantas sebenarnya, bagaimana sejarah istilah ini bisa masih relevan hingga kini?

Sejarah "Tidak Ada Makan Siang Gratis"

Idiom atau ungkapan “Tidak Ada Makan Siang Gratis” merupakan salah satu frasa yang kerap digunakan untuk menyampaikan ide bahwa segala sesuatu memiliki biaya atau konsekuensi, meskipun terlihat diberikan secara cuma-cuma.

Dalam bahasa Inggris, idiom ini dikenal sebagai “There’s No Such Thing as a Free Lunch (TANSTAAFL)”. Ungkapan ini memiliki sejarah dan relevansi yang menarik dalam kehidupan sehari-hari, ekonomi, dan filsafat.

Idiom ini pertama kali muncul di Amerika Serikat pada abad ke-19, terutama dalam konteks bisnis bar dan restoran. Pada masa itu, banyak bar menawarkan “makan siang gratis” kepada pelanggan yang membeli minuman beralkohol.

Baca Juga: Sama-sama Rp10 Ribu, Program Makan Bergizi Gratis Dibandingkan dengan PMTAS Zaman Anies

Hidangan yang diberikan, meskipun terlihat gratis, sering kali terdiri dari makanan asin seperti daging asap, keripik, atau keju yang dirancang untuk membuat pelanggan merasa haus dan membeli lebih banyak minuman. Dengan kata lain, makan siang tersebut sebenarnya tidak benar-benar gratis karena pelanggan tetap harus mengeluarkan uang untuk minuman.

Konsep ini kemudian berkembang menjadi metafora dalam kehidupan sehari-hari. Orang mulai menyadari bahwa hampir semua hal yang tampak gratis sebenarnya memiliki biaya tersembunyi, baik berupa uang, waktu, tenaga, atau konsekuensi lainnya.

Penerapan dalam Ekonomi 

Frasa ini mendapatkan perhatian besar dalam bidang ekonomi, terutama setelah Milton Friedman, seorang ekonom peraih Nobel, mempopulerkannya dalam bukunya yang berjudul "There’s No Such Thing as a Free Lunch" (1975).

Dalam konteks ekonomi, idiom ini mengacu pada prinsip bahwa sumber daya selalu terbatas dan setiap keputusan memiliki trade-off. Ketika seseorang menerima sesuatu “gratis,” ada pihak lain yang menanggung biaya, atau ada konsekuensi ekonomi yang tidak terlihat secara langsung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI