Infografis
Suara.com - Sejak program Makan Bergizi Gratis (MBG) diberlakukan, potret sederet menu yang diterima anak-anak sekolah, menguap ke publik. Namun, tak sedikit yang merasa kecewa karena beberapa makanan dianggap kurang layak.
Seorang warganet dengan akun X @primawansatrio ikut membagikan menu makan siang gratis anaknya. Namun, buah hatinya itu diketahui bersekolah di salah satu Taman Kanak-kanak (TK) di Korea Selatan.
Dari foto tersebut, tampak nasi putih yang dilengkapi sejumlah lauk siap mengisi anak-anak di TK itu. Adapun pelengkap yang disajikan terdiri dari telur rebus, kimchi sawi, tumis sayur, sup tahu kerang, hingga susu.
Ratusan warganet kemudian menanggapi foto makan siang sekolah TK di Korea Selatan tersebut. Mereka mengatakan menu di sana jauh lebih baik ketimbang MBG di Indonesia dari segi porsi hingga kandungan gizi.
"Ini baru makan siang yg bener. Gizinya dipikirin, potensi alergi (klo ada anak yg alergi makanan tertentu) juga dipikirin," tulis salah seorang warganet.
"Di Korsel mah beda kak, jngan disamain padahal tahu disana mahal gak siih dri pada di indo. telur di indo 1/2 kalau dadar, tempe tahu selayer doang, buncisnya 6 potong, ayamnya keras, tambahan buah(jeruk/salak/pisang/semangka gelitik lambung), susu oposional," tulis warganet lainnya.
"Itu Korea bang, pemerintah nya memanusiakan manusia pemerintah nya memikirkan anak-anak bangsanya buat masa depan negara nya, bukan kaya di sini baru aja program jalan 1-3hari dana nya udah di sunat di korupsi wkwkwkwk,susu nya engga jadi makan cuma sayur kacang ama tahu tempe," sindir seorang warganet.
"Kok sekolahnya kaya di Korea ya? ga mungkin kah di Indonesia makan siang gratis kaya gini? wah keren banget sih ini, jadi pengen sekolah di sini *eh," sindir yang lain.
"Kapan hari sempet baca twit katanya ada studi kalo tinggi badan orang korea lagi naik dalam bbrp dekade terakhir ini, dan salah satu faktornya ya makanan bergizi ini, ngeliat asupan proteinnya aja udah keliatan wkwk. Pls do cmiiw ya, lupa² inget soalnya sumbernya," komentar salah satu warganet.
