Suara.com - Banyak masukan terkait dengan program makan bergizi gratis yang mulai berlangsung Senin, 6 Januari 2025 kemarin.
"Begini ya, saya bingung dengan situasi yang selalu berubah-ubah. Ini juga di awalnya kita mulai di daerah 3T ini fokus kemiskinan yang mau didongkrak kemudian diuji coba di perkotaan," ujar dokter Tan dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (8/1/2025).
Dokter Tan menyebut pemerintah kurang memberikan sosialisasi dengan baik.
"Sekarang gini aja, dari meja ini kita berempat aja kelihatan karena kita ini menjadi orang yang tidak tersosialisasikan dengan baik," kata dokter Tan.
Baca Juga: Di Postingan Gibran, Warganet Sebut Makan Bergizi Tak Gratis Karena Bayar PPN 12 Persen
"Tentang sebetulnya program ini apa to? Pelaksanaannya gimana, perduitan bagaimana, sekarang kalian bayangkan kalau ini jadi blunder di masyarakat," imbuhnya.
Menurut dokter Tan, kurangnya edukasi malah membuat blunder di masyarakat.
"Tadi misalnya ada yang mengeluh kok saya nggak dapat susu sih, nah artinya ada blunder lagi di masyarakat gitu karena again sosialisasi tidak baik," ujar Dokter Tan.
Dokter Tan menyebut susu tak masuj dalam makanan gizi berimbang meurut panduan Kemenkes.
"Alangkah baiknya masyarakat juga tahu bahwa ini loh yang anak butuhkan nggak ada sekotak susu," tandasnya.
Baca Juga: Banyak Kritik, Jubir Presiden Sebut Ini Fokus Program Makan Bergizi Gratis
Dalam panduan makanan seimbang Kemenkes, yang disebut makanan lengkap berisi makanan pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah-buahan.