Berandai-andai Jadi Patrick Kluivert, Pandji Pragiwaksono: Gue Gak Mau Kerja sama Erick Thohir

Rabu, 08 Januari 2025 | 12:16 WIB
Berandai-andai Jadi Patrick Kluivert, Pandji Pragiwaksono: Gue Gak Mau Kerja sama Erick Thohir
Pandji Pragiwaksono (YouTube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemecatan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia memunculkan pertanyaan baru, yakni perihal siapa yang akan menggantikannya mengarsiteki Skuad Garuda. Belakangan nama Patrick Kluivert ramai diisukan akan menjadi pengganti STY.

Hal ini turut disoroti oleh komika Pandji Pragiwaksono, apalagi karena Patrick juga ramai diisukan memiliki sejumlah nilai merah termasuk terafiliasi dengan judi dan pengaturan skor.

"Patrick Kluivert gue nggak ngerti track record-nya, bahkan kalau di sosmed katanya dia problematik. Tapi gue nggak tahu ya, apakah itu sentimen karena orang sayang STY, atau memang iya," ucap Pandji, seperti dikutip dari akun TikTok @/sugarrush9901.

Alih-alih sosok Patrick-nya, Pandji rupanya lebih menyoroti polemik rekrutmen pelatih pengganti STY yang konon dilakukan Erick Thohir saat Hari Natal. Padahal kandidat pelatihnya diambil dari Eropa yang notabene didominasi oleh pemeluk agama Kristen dan Katolik yang merayakan Natal.

Baca Juga: Meski Berstatus Pemain Bintang, Catatan Patrick Kluivert Sebagai Pelatih Tak Terlalu Mengesankan

"Yang gue bisa punya opini adalah cara Erick Thohir milih pelatih. Kalau gue diundang wawancara kerja tanggal 25 Desember, di benak gue, ini orang nggak punya value. Masa hari penting untuk agama gue, ya kan lu (yang mewawancara kerja) Muslim, (tapi) ini kan agama gue, Natal itu penting. Di New York, di Eropa, Natal itu besar nilainya, bukan cuma hari besar keagamaan, tapi ini adalah acara penting untuk keluarga," kata Pandji.

Pandji lalu menganalogikan kemeriahan perayaan Natal di Eropa dan Amerika Serikat seperti perayaan Lebaran atau Hari Idul Fitri di Indonesia yang memang didominasi pemeluk agama Islam.

"Kayak Lebaran. (Kalau) lu di-interview kerja (pas) Lebaran, lu juga mikir, 'Gue kayaknya nggak mau kerja deh sama nih orang. Ini orang nggak tahu batas mana yang personal dan mana yang profesional'. Natal di Eropa, Patrick Kluivert kan orang Eropa, di seantero Eropa kalau udah mulai Natal ada Christmas Market di mana-mana. Festive (meriah), semua orang pulang, semua orang nangis-nangis, 'Ya ampun anak gue pulang',” terangnya.

Patrick Kluivert. [Instagram]
Patrick Kluivert. [Instagram]

Pandji lalu berandai-andai dirinya juga seorang Nasrani dan diharuskan untuk wawancara kerja saat merayakan hari besarnya. "Gue sebagai orang yang dipanggil interview di tanggal 25, 'Oke gue nggak mau kerja sama nih orang'. Karena kalau Natal gue dipanggil interview kerja, nanti anak gue meninggal, gue masih diharapkan melatih Timnas-nya,”" tutur Pandji.

"Dan siapa pun yang datang ketika diundang interview kerja di tanggal 25 Desember, menurut gue, nggak punya nilai-nilai kekeluargaan. Menurut gue, dan gue nggak mau punya manajer Timnas yang nggak punya nilai-nilai kekeluargaan. Nanti ketika Patrick Kluivert ngelatih, pemain-pemain kita pengin berlebaran, dia bilang, 'Enggak ada Lebaran, latihan, gue aja pas tanggal 25 interview kerja, ngapain lu? Lu mau masuk Piala Dunia nggak? Mau salat maghrib? Nanti dulu!' Entar dia gitu lagi, orang dianya nggak punya nilai-nilai tersebut. Salah nggak gue? Nah itu opini," pungkasnya.

Baca Juga: Erick Thohir Interview Kluivert saat Natal, Pandji Khawatir Pemain Timnas Tak Bisa Pulkam saat Lebaran

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI