![Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (tengah) bersama Wakil Ketua PSSI Zainudin Amali (kiri) dan Sekjen PSSI Yunus Nusi (kanan) menyampaikan keterangan resmi dalam konferensi pers di Gedung Danareksa, Jakarta, Senin (6/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/06/74616-pssi-resmi-pecat-sty-preskon-pssi-erick-thohir.jpg)
Erick Thohir mengaku bahwa ia memang sengaja menggelar interview mulai Hari Natal pada 25 Desember 2024 sampai 30 Desember 2024. Menurutnya, calon pelatih yang mau melakukan wawancara kerja saat Natal menjadi nilai plus tersendiri.
"Sebenarnya yang saya tawarkan juga sengaja itu tanggal 25 (Desember), yaitu hari Natal sebenarnya," ungkap Erick Thohir dalam konferensi pers PSSI, Senin (7/1/2025).
"Bukan saya tidak menghormati hari besar, cuma itu bagian dari kita juga mengetes keseriusan dan komitmen. Saya mendarat jam 06.10 pagi, jam 10.00 pagi sudah buka warung istilahnya," sambungnya.
Erick Thohir melanjutkan, dari 3 calon pelatih timnas, hanya satu dari mereka yang mau datang interview saat Hari Natal. Dan pelatih itu pula yang dipilih Erick Thohir untuk menukangi Timnas Indonesia.
"Dari tiga pelatih, ada satu yang dateng. Nah itu yang saya lihat, 'Wah ini poinnya lebih gitu'," ungkap Erick Thohir.
Setelah diwawancara, lanjut Erick, sosok pelatih itu kembali pulang ke negara asal untuk merayakan Natal bersama keluarga. Erick Thohir pun menghormati keputusan tersebut.
"Habis interview dia pulang lagi ke negaranya. Ya karena Hari Natal harus kita hormati gitu. Dan saya juga tidak mau memakan waktu, interview hanya 2 jam sampai 2,5 jam saya cukup rasa," pungkas Erick Thohir.
Dikritik warganet di X
Pernyataan Erick Thohir menjadi viral di media sosial. Sebagai petinggi PSSI, sikapnya melakukan wawancara untuk posisi pelatih Timnas Indonesia saat Natal justru menuai kritikan tajam.
Baca Juga: Sehebat Apa Patrick Kluivert?
Hal ini terlihat dari banyak cuitan warganet di X. Menurut warganet, aksi Erick Thohir itu tidak cuma menyepelekan agama minoritas, tetapi juga hak tenaga kerja.