Suara.com - Shin Tae-yong resmi dicopot dari jabatannya sebagai pelatih Timnas Indonesia oleh PSSI. Pencopotan ini secara resmi diumumkan pada Senin (6/1/2025) hingga mengundang gempar publik.
Apalagi Shin Tae-yong selama lima tahun terakhir telah menjadi pelatih kesayangan Timnas Indonesia karena mampu mengantarkan Skuad Garuda menorehkan capaian apik hingga membuka asa tampil di Piala Dunia 2026.
Ironisnya, juru taktik yang karib disapa STY itu diputus kontrak saat mengawal Jay Idzes dan kawan-kawan berlaga di Putaran ke-3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Di samping itu, tak sedikit yang penasaran dengan nasib Golden Visa yang didapat Shin Tae-yong. Diketahui, STY dihadiahi Golden Visa oleh Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) pada Juli 2024 silam.
Baca Juga: Pecat Shin Tae-yong, Segini Kekayaan Erick Thohir versi LHKPN
Golden Visa merupakan izin tinggal yang diberikan kepada Warga Negara Asing (WNA) dalam waktu lima hingga sepuluh tahun karena telah berinvestasi atau berkarya untuk negara Indonesia. STY menjadi orang pertama yang mendapatkan fasilitas spesial tersebut karena dianggap berjasa untuk Indonesia.
Pemegang Golden Visa dapat menikmati fasilitas eksklusif di antaranya: kemudahan keluar-masuk Indonesia, izin tinggal dalam jangka waktu lebih lama hingga tak perlalu mengurus Izin Tinggal Terbatas (ITAS) ke kantor imigrasi.
Lantas bagaimana nasib Golden Visa Shin Tae-yong setelah dicopot PSSI?
Terkait hal itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan ranahnya, sehingga ia enggan berkomentar lebih jauh tentang Golden Visa STY.
"Terkait Golden Visa itu saya tidak bisa menanggapi. (Karena) memang bukan tupoksi kami,". ujar Erick Thohir dalam konferensi pers, Senin (6/1).
Shin Tae-yong sendiri dalam beberapa kali kesempatan menunjukkan rasa cintanya denga Indonesia. Bahkan dulu, saat dihadiahi Golden Visa, pelatih asal Korea Selatan merasa terkesan dan bersyukur.
Meski awalnya sempat kaget menerima fasilitas eksklusif tersebut, STY menyambutnya dengan hangat.
"Saya melakukan pekerjaan dengan baik, ketika saya datang ke Indonesia. Presiden mengenali saya dan banyak orang-orang dari Korsel pun mengakui saya. Saya merasa telah melakukan pekerjaan baik selama empat setengah tahun di sini," tukasnya saat itu.