Kenapa? karna singa jadi raja hutan bukan karena kebenaran, tapi karena kuat. Maka dia naik jadi raja, soal benar atau tidak, soal lain. Akibatnya, setelah naik jadi raja hutan, singa tidak melindungi rakyatnya tapi malah makan rakyatnya. Coba kalian lihat, kambing, ayam, sapi rakyat hutan dimakan singa.
Inilah akibatnya kalau singa naik berdasarkan kekuatan. Bukan melindungi malah makan rakyatnya. Mental seperti inilah yang dimiliki oleh Raja Namrud laknatullahalaihi. Cuma karena ketakutan akan datang orang yang menumbangkan kekuasaannya, maka seluruh bayi laki-laki dibunuh tanpa dosa.
Kalau yang jadi pemimpin sudah seperti singa, yang wazir, yang jadi menteri kata Nabi lakunya seperti serigala. Nyetel ini. Apa serigala itu? saudara tahu dalam bayangan anak-anak serigala binatang paling licik, untuk terang-terangan dia tak berani karena tak memiliki kekuatan seperti singa, maka dia pakai ilmu kelicikannya
Serigala itu kalau makan daging ayam nyaru pakai bulu ayam, mau makan kambing nyaru pakai bulu kambing. Serigala adalah binatang yang menghalalkan segala cara asal tujuannya tercapai. Itulah serigala lambang dari sifat kelicikan. Lempar batu sembunyi tangan.
Ini akibat pemimpin seperti singa, menteri seperti serigala. Efeknya yang menyusul apa? akan muncul penegak hukum yang mentalnya seperti anjing. Innalillahi wainna ilahi rajiun.
Saudara lihat, anjing akan setia kepada siapa saja yang memberinya daging. Kalau dia disuruh jaga rumah, dia tidak bisa membedakan mana yang maling, mana yang tamu.
Biar yang datang tamu tapi tak bawa apa-apa pasti digonggong. Biar yang datang maling, kalau bawa daging, anjing kalem. Pokoknya 'Siapa yang memberi daging, itu majikan saya. Apa yang dikatakan majikan saya, itu yang saya laksanakan'. Maka hilang kebenaran hukum, hancur norma-norma keadilan oleh karena anjing dapat daging.
Lalu dalam kondisi semacam itu, rakyat bagaimana? Kata Nabi: "Adapun kebanyakan orang pada masa itu, lakunya sudah seperti kambing".
Kambing itu binatang yang menang keroyokan dan tidak punya altenatif. Namanya kambing, digiring ke lapangan, digiring ke kuali, dikasih makan rumput mbek. Sampai mau dipotong masih mbek juga.
Tidak punya pilihan atau alternatif lain si kambing ini. Kondisi inilah yang terjadi di masa pemerintahan Raja Namrud laknatullah alaihi.