Mengenang Artidjo Alkostar Sang Algojo Koruptor, Tambah Hukuman Penjara Angelina Sondakh hingga Vonis Mati Ryan Jombang!

Riki Chandra Suara.Com
Jum'at, 03 Januari 2025 | 13:51 WIB
Mengenang Artidjo Alkostar Sang Algojo Koruptor, Tambah Hukuman Penjara Angelina Sondakh hingga Vonis Mati Ryan Jombang!
Mendiang Mantan Hakim Mahkamah Agung Artidjo Alkostar. (Suara.com/Ummi Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vonis ringan yang diterima Harvey Moeis dalam kasus korupsi timah senilai Rp300 triliun memicu perdebatan sengit di kalangan masyarakat.

Sejumlah warganet bahkan membandingkan kasus Harvey dengan vonis berat yang dijatuhkan kepada Angelina Sondakh, mantan politisi yang terjerat kasus korupsi Wisma Atlet SEA Games 2011.

Angelina awalnya divonis 4,5 tahun penjara dan denda Rp250 juta oleh Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta. Namun, pada 20 November 2013, Mahkamah Agung memperberat hukumannya menjadi 12 tahun penjara dengan denda Rp500 juta.

Lima tahun kemudian, Angelina mengajukan Peninjauan Kembali (PK) yang mengurangi hukumannya menjadi 10 tahun penjara. Ia juga diwajibkan membayar uang pengganti sebesar USD 1 juta, turun dari sebelumnya Rp2 miliar.

Vonis berat itu tak lepas dari peran Hakim Artidjo Alkostar, yang dikenal tak kompromi terhadap kasus korupsi. Angelina, meski hukumannya diperberat, mengaku tak dendam pada Artidjo.

"Aku sangat berterima kasih. Aku ingin putusan itu menjadi efek jera bagi yang lain," ujar Angelina dalam sebuah wawancara.

Lantas, bagaimana sepak terjang Artidjo Alkostar?

Nama Artidjo Alkostar menjadi simbol keadilan di Indonesia. Hakim yang dikenal karena ketegasannya terhadap koruptor ini kerap memberikan hukuman maksimal, seperti vonis mati kepada Ryan Jombang pada 5 Juli 2012. Ryan sempat mengajukan peninjauan kembali, tetapi Artidjo Alkostar menolaknya dengan tegas.

Lahir di Situbondo pada 22 Mei 1948, Artidjo Alkostar meraih gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) pada 1976.

Perjalanan akademiknya berlanjut di Universitas Northwestern Chicago, Amerika Serikat, tempat ia meraih gelar magister pada 2002. Gelar doktornya diperoleh dari Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI