"Mie instan itu kalau enggak ada apa-apanya, dia cuma enggak ada gizinya. Jadi cuma membuat kenyang, tapi tidak ada gizinya selain sebagai sumber energi," kata Sarjana Kedokteran Universitas Gadjah Mada tersebut.
Penjelasan Dokter Tirta kemudian ditimpali oleh Samuel Christ dengan membahas kebiasaan makan mie instan dicampur nasi. Menurut Dokter Tirta, mie instan dimakan bersama nasi akan menjadi double carbo.
"Yang salah itu kalau udah mie instan dipakai nasi putih lagi," celetuk Samuel Christ.
"Nah, itu karbo. Double carbo. Makanya aku bilang, mie instan bahaya enggak? Jawab, bahayanya apa. Kalau dia cuma makan mie instan aja, itu bukan bahaya, tapi tidak ada gizinya," jelas Dokter Tirta.
Lebih lanjut, Dokter Tirta menjelaskan bahwa gabungan karbo dari mie instan dan nasi bisa tidak baik karena menyebabkan gula. Jadi ia tidak menganjurkan perpaduan tersebut, apalagi jika aktivitasnya tidak banyak dan tidak berolahraga.
"Orang yang makan mie instan ini nggak pakai lauk, yang penting kenyang. Nah ini yang jadi masalah. Apalagi mie instan dicampur sama nasi, itu double carbo. Itu gula jadinya," tutur pemilik nama asli Tirta Mandira Hudhi itu.
Sementara itu, penyajian mie instan yang disarankan Dokter Tirta adalah dicampur dengan sayur dan telur atau sumber protein lain. Gizi dari sayur dan protein bisa membantu mengurangi efek pengawet yang terkandung di dalam mie instan.