Siapa Max Izaak Salhuteru? Kakek Fitri Salhuteru Tokoh Tersohor Zaman Belanda

Farah Nabilla Suara.Com
Kamis, 02 Januari 2025 | 15:36 WIB
Siapa Max Izaak Salhuteru? Kakek Fitri Salhuteru Tokoh Tersohor Zaman Belanda
Silsilah keluarga Fitri Salhuteru. [Instagram @fitri_salhuteru dan @camelliasalhuteru]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Fitri Salhuteru kini naik daun dan menjadi obrolan publik karena sedang berseteru dengan artis kontroversional, Nikita Mirzani.

Fitri Salhuteru yang merupakan sahabat lama dari Nikita Mirzani akhirnya buka suara, blak-blakan membongkar aib yang sudah dipendam lama.

Ia membongkrak bagaimana bobroknya kepribadian Nikita Mirzani dalam mengurus keluarga, termasuk hubungan dengan mantan suami dan pola asuh anak.

Bahkan, Fitri Salhuteru tak segan menyebut Nikita Mirzani sebagai seorang ibu yang biadab dan tidak pantas menjadi seorang ibu.

Baca Juga: Irfan Hakim Syok, Nikita Mirzani Kicep saat Buat Fitri Salhuteru Marah: Mau Dikatain...

"Ini ilustrasi cerita film dengan judul 'ibu biadab' yang akan diproduksi filmnya segera," tulis Fitri Salhuteru sembari membagi rekaman suara di story Instagram pada Rabu (1/1/2025).

Dari rekaman tersebut, diketahui jika Edo (adik Nikita Mirzani) tidak mempersilakan Lolly masuk rumah dan memperingatkan agar tetap menjaga nama baik Nikita Mirzani.

Alhasil, kabar perseteruan ini semakin menjadi topik hangat di media sosial, sehingga membuat warganet penasaran siapa sosok Fitri Salhuteru sebenarnya.

Menurut informasi yang beredar, Fitri Salhuteru merupakan seorang perempuan keturunan Maluku yang lahir pada 11 Maret 1974 di daerah Jawa Barat.

Fakta lain menyebutkan jika ia merupakan cucu dari Max Izaak Salhuteru, seorang tokoh yang cukup tersohor di Sukabumi, Jawa Barat.

Baca Juga: Tanggapi Perseteruan Nikita Mirzani dan Fitri Salhuteru, Dewi Perssik Dukung Siapa?

Siapa Max Izaak Salhuteru?

Max Izaak Salhuteru adalah tokoh perkebunan nasional yang menjadi sosok penting dalam mengambil alih sektor perkebunan dari tangan penjajah Belanda.

Ia merupakan anak dari pasangan Carel Willem Salhuteru dan Elise Johana Schaafsma.

Namun, Max sudah ditinggal ibunya sejak kecil sehingga ia pindah dari Batavia ke Babakan Pari daerah Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, mengikuti ayahnya yang menikah lagi.

Setelah menyelesaikan sekolah di HBS Santa Angela, Bandung, Max kemudian mengawali kariernya sebagai karyawan biasa di Perkebunan Sinumbra, Ciwidey, tahun 1938.

Seiring berjalannya waktu, Max menunjukkan keahlian dan potensinya dalam bidang perkebunan, sehingga ia menjadi Kepala Perkebunan Jawa dan Sumatera.

Barulah pada tahun 1957, nama Max semakin dikenal publik karena keberaniannya yang mengambil alih perkebunan dari tangan Belanda (nasionalisasi).

Pada tanggal 10 Desember 1957, Max, yang saat itu bertugas sebagai Pengawas Penanaman dan Administrasi di Perkebunan Sinumbra, dipanggil ke kantor Resimen Infanteri X Siliwangi yang berlokasi di Tegallega.

Di situ ia mendapat surat perintah yang ditandatangani oleh Letkol R. Umar Wirahadikusuma untuk mengambil alih pengelolaan perkebunan dari pihak asing.

Alhasil, dengan segala upayanya, ia berhasil menuntaskan tugas tersebut dengan baik. Sehingga, setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari perkebunan nasional.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI