Suara.com - Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024) menjadi sorotan dunia.
Termasuk saat diketahui beberapa korban penerbangan Jeju Air 7C 2216 mengirimkan pesar terakhir pada keluarga dan kerabat mereka sebelum peristiwa yang menewaskan 179 dari 181 orang itu terjadi.
Dilansir Korea Herald, seperti yang telah diterbitkan oleh media lokal, mereka menyampaikan pesan kasih sayang dan kepedulian sebelum kecelakaan penerbangan itu.
Local News1 melaporkan percakapan lewat pesan singkat antara seorang pria berusia 61 tahun bermarga Kim dengan putrinya, yang berada di dalam pesawat naas itu bersama suaminya.
Baca Juga: Hanya 2 Selamat, Tragedi Jeju Air Jadi Kecelakaan Pesawat Terparah dalam Sejarah Korea Selatan
Dalam ruang obrolan KakaoTalk untuk keluarga, korban mengatakan pada hari Sabtu, "Kita akan naik pesawat dini hari nanti, sekitar pukul 3 pagi waktu Korea."
Sang putri juga mengirimi pesan lain karena penerbangan ditunda, yang berisi "Sekarang pukul 4:19 di sini."
Kim terakhir membalas, "Apakah kamu sudah sampai, putriku?" yang merupakan pesan terakhirnya untuk anaknya.
Lainnya, seorang wanita berusia 64 tahun bermarga Choi menerima pesan, "Kita akan kembali malam ini. Apakah kamu sudah sampai di Gyeongju dengan selamat?" dari putranya, yang berada di pesawat bersama istri dan putranya yang berusia 6 tahun.
Dalam percakapan teks lain yang diunggah online, seorang wanita memberi tahu ibunya tentang masalah yang tampak di dalam pesawat sekitar pukul 9 pagi, beberapa menit sebelum kecelakaan fatal itu.
Ia menulis, "Bu, ada burung yang terjebak di pesawat dan kami tidak bisa mendarat. Mereka menyuruh kami menelepon, tiba-tiba."
Ia kemudian menulis, "Aku meninggalkan pesan karena Ibu tidak mengangkatnya. Aku mencintaimu, Ibu."
Pada hari Minggu, dilaporkan ada pesan teks yang dikirim oleh salah satu korban kepada seorang anggota keluarga, yang mengatakan bahwa pesawat tidak dapat mendarat karena seekor burung tersangkut di sayapnya.
Anggota keluarga tersebut menanggapi sekitar 30 menit kemudian, dengan bertanya, "Lalu bagaimana? Mengapa Anda tidak menjawab telepon?"
Seperti diketahui, penerbangan Jeju Air dari Bangkok ke Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan mendarat darurat pada Minggu pagi setelah roda pendaratan gagal berfungsi menyebabkan pesawat tergelincir di landasan pacu sebelum menghantam dinding, yang mengakibatkan ledakan besar.