Kecelakaan Pesawat Jeju Air: Bandara Internasional Muan Miliki Rekor Tertinggi Insiden Tabrakan Burung di Korea?

Senin, 30 Desember 2024 | 12:33 WIB
Kecelakaan Pesawat Jeju Air: Bandara Internasional Muan Miliki Rekor Tertinggi Insiden Tabrakan Burung di Korea?
Petugas melakukan operasi penyelamatan setelah pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan di luar landasan pacu Bandara Internasional Muan, Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). [ANTARA FOTO/ REUTERS/Kim Hong-Ji/Spt]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tentang Bandara Internasional Muan Memiliki Tingkat Tabrakan Burung Tertinggi

Lokasi Bandara Internasional Muan juga merupakan faktor lain yang menimbulkan kekhawatiran. Karena terletak di dekat lahan pertanian dan daerah pesisir, bandara ini merupakan lingkungan yang ideal untuk tabrakan burung.

Burung yang bermigrasi ke dan dari wilayah tersebut sering kali berada di dekat bandara, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya tabrakan dengan pesawat.

Dikutip Chozun, data analisis menunjukkan bahwa Bandara Internasional Muan memiliki tingkat serangan burung tertinggi di antara 14 bandara di Korea dibandingkan dengan jumlah total operasi pesawat.

Menurut data yang disampaikan oleh Korea Airports Corporation kepada anggota parlemen Lee Yeon-hee dari Partai Demokrat, terdapat total 10 insiden tabrakan burung di Bandara Muan dari tahun 2019 hingga Agustus tahun ini. 

Mengingat bahwa terdapat 11.004 penerbangan yang dioperasikan di Bandara Internasional Muan selama periode ini, estimasi tingkat kejadiannya adalah 0,09%.

Meskipun jumlah tabrakan absolut sangat rendah, sehingga sulit digeneralisasikan menjadi statistik yang berarti, memang benar bahwa tingkat tabrakan di Bandara Muan secara signifikan lebih tinggi daripada bandara besar lainnya seperti Gimpo (0,018%) atau Jeju (0,013%).

Jumlah total insiden tabrakan burung di seluruh bandara terus meningkat: 108 pada tahun 2019, 76 pada tahun 2020, 109 pada tahun 2021, 131 pada tahun 2022, dan 152 pada tahun 2023. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim yang menyebabkan burung yang bermigrasi menjadi burung yang menetap, serta perubahan waktu kemunculan dan spesiesnya.

Bandara juga berupaya mencegah tabrakan burung. Mereka telah mengontrak layanan khusus untuk mengerahkan personel khusus dan mengelola habitat burung, memanfaatkan berbagai perangkat pencegah seperti senjata, alarm keras, dan pengusir sonik. 

Baca Juga: Keamanan Penerbangan Dipertanyakan? Tiga Insiden Pesawat Besar Terjadi Dalam 24 Jam

Namun, mencegah kecelakaan 100% adalah hal yang mustahil. Baru-baru ini, telah ada penelitian tentang penggunaan deteksi radar dan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk melacak jalur migrasi burung melalui data besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI