Kecelakaan Pesawat Jeju Air: Bandara Internasional Muan Miliki Rekor Tertinggi Insiden Tabrakan Burung di Korea?

Senin, 30 Desember 2024 | 12:33 WIB
Kecelakaan Pesawat Jeju Air: Bandara Internasional Muan Miliki Rekor Tertinggi Insiden Tabrakan Burung di Korea?
Petugas melakukan operasi penyelamatan setelah pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan di luar landasan pacu Bandara Internasional Muan, Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). [ANTARA FOTO/ REUTERS/Kim Hong-Ji/Spt]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kecelakaan pesawat Jeju Air dengan penerbangan 7C2216 pada hari Minggu (29/12/2024), menjadi sorotan dunia. Peristiwa yang terjadi di Bandara Internasional Muan itu merenggut nyawa 179 dari 181 orang di dalamnya, termasuk 173 penumpang dan 8 awak pesawat.

Hal itu membuat dunia bertanya-tanya tentang penyebab pasti mengenai kecelakaan pesawat tersebut. Dikutip Brogada News, laporan awal menunjukkan bahwa roda pendaratan pesawat gagal bergerak, menyebabkan pesawat tergelincir di landasan pacu sebelum menghantam dinding, yang mengakibatkan ledakan besar. 

Namun, pihak berwenang kini menduga kemungkinan tabrakan burung berperan dalam kecelakaan itu, yang meningkatkan kekhawatiran lebih lanjut tentang keselamatan Bandara Internasional Muan.

Menurut para pejabat, pengawas lalu lintas udara telah memperingatkan pesawat tentang risiko tabrakan burung beberapa menit sebelum kecelakaan terjadi. Laporan juga muncul bahwa salah satu awak pesawat yang selamat juga bersaksi soal kemungkinan tabrakan burung setelah ia diselamatkan dari reruntuhan.

Apa Itu Fenomena Tabrakan Burung?

Otoritas Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024) melaporkan bahwa 179 orang diduga tewas dalam kecelakaan pesawat di Bandara Internasional Muan, seperti diberitakan oleh media lokal. /ANTARA/Anadolu/py
Otoritas Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024) melaporkan bahwa 179 orang diduga tewas dalam kecelakaan pesawat di Bandara Internasional Muan, seperti diberitakan oleh media lokal. /ANTARA/Anadolu/py

Fenomena yang dikenal sebagai tabrakan burung terjadi saat burung bertabrakan dengan badan atau mesin pesawat saat lepas landas, mendarat, atau terbang.

Diketahui bahwa seekor bebek mallard yang beratnya hanya 900 gram dapat memberikan dampak hingga 4,8 ton pada pesawat yang terbang dengan kecepatan 370 km/jam.

Khususnya, jika burung terhisap ke dalam mesin pesawat, hal itu dapat menyebabkan mesin terbakar atau meledak. Di Korea, kemungkinan tabrakan dengan migrasi burung lebih tinggi karena banyak bandara yang dekat dengan sungai dan garis pantai.

Para ahli penerbangan mengakui bahwa tabrakan burung merupakan bahaya yang diketahui dalam industri penerbangan, dan konsekuensinya bisa sangat dahsyat.

Baca Juga: Keamanan Penerbangan Dipertanyakan? Tiga Insiden Pesawat Besar Terjadi Dalam 24 Jam

Tabrakan burung memang dapat menjadi masalah di bandara yang terletak di dekat ladang dan daerah pesisir, seperti Muan, tempat burung-burung yang bermigrasi sering singgah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI