Mengenal Komunitas Move On Game On, Tempat Kumpul dan Saling Dukung Pekerja yang Terkena PHK

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 30 Desember 2024 | 10:02 WIB
Mengenal Komunitas Move On Game On, Tempat Kumpul dan Saling Dukung Pekerja yang Terkena PHK
Komunitas Move On Game On. (Dok. Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus Pemutusan Hubungan Kerja di Indonesia, melonjak tajam pada tahun 2024. Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat ada sekitar 80 ribu pekerja terkena PHK pada tahun 2024. 

Salah satunya ialah Lingga Wastu, seorang pekerja di bidang digital marketing yang sempat mengalami layoff atau PHK dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. 

"Layoff pertama pada akhir Desember 2020, dan kedua pada Agustus tahun ini," ujar Lingga kepada Suara.com. 

Layoff kedua menjadi titik balik bagi Lingga.

Baca Juga: Gedung Setan Surabaya, Dari Kantor VOC hingga Saksi Sejarah Komunitas Tionghoa

"Saat layoff pertama, saya langsung mendapatkan pekerjaan baru. Namun, pada layoff kedua, saya menghadapi masa kosong yang cukup berat," tambahnya.

Melihat banyaknya pemberitaan tentang PHK, Lingga merasa ada kebutuhan untuk menciptakan ruang dukungan bagi mereka yang mengalami nasib serupa. Hal itu yang kemudian membuatnya menginisasi komunitas Move On Game On (MOGO), sebuah ruang aman bagi para pekerja terdampak untuk saling mendukung, belajar, dan menemukan kembali makna kerja.

Komunitas Move On Game On. (Dok. Istimewa)
Komunitas Move On Game On. (Dok. Istimewa)

Komunitas ini lahir dari sebuah postingan sederhana di LinkedIn. Respons positif dari para pekerja terdampak mendorong Lingga untuk mengadakan pertemuan langsung.

“Dari situ, saya sadar banyak yang merasa sendirian dan stres akibat kehilangan pekerjaan,” katanya.

Nama Move On Game On dipilih dengan filosofi bahwa hidup harus terus berjalan meskipun menghadapi tantangan. Awalnya hanya 30–80 anggota, komunitas ini kini telah berkembang menjadi sekitar 700 anggota aktif.

Baca Juga: Sejarah Motor Honda CB, Punya Komunitas Loyal yang Sempat Bikin Geger Nganjuk

"Kami ingin MOGO jadi Tempat bagi anggota untuk berbagi cerita dan mendapatkan dukungan emosional. Banyak yang datang dengan perasaan tidak berharga akibat tekanan kehilangan pekerjaan," ujar Lingga. 

Salah satu pengurus MOGO, Indah juga menceritakan bahwa mereka memiliki tiga pilar, Move In, Move On, dan Game On. Indah menjelaskan, pada pilar Move IN, mereka berupaya memberikan zona aman dan nyaman bagi anggota komunitas dalam menceritakan kondisi mereka. Memberikan konseling dan menjadi support system.

"Pada pilar Move On, kami memberikan pelatihan, pendampingan, dan juga konsultasi untuk pengembangan karir. Dan Game On membuka peluang kolaborasi dan menjadi jembatan antara anggota dan peluang di luar sana untuk mendapatkan penghasilan," ujar Indah. 

Indah juga menambahkan, bahwa dalam grup WhatsApp mereka juga  menyediakan informasi lowongan kerja melalui mitra dan jaringan LinkedIn, yang dikelola langsung oleh Lingga.

Beberapa anggota telah berhasil mendapatkan pekerjaan kembali, sementara yang lain memanfaatkan waktu ini untuk memulai usaha kecil. Salah satu cerita inspiratif datang dari anggota yang belajar AI dan memulai channel YouTube, membuka peluang baru di dunia digital.n Lebih lanjut,  Lingga berharap pemerintah dapat lebih proaktif dalam mendukung masyarakat terdampak PHK.

"Program seperti JKP (Jaminan Kehilangan Pekerjaan) memang membantu, tetapi pelaksanaannya masih terbatas," ujarnya. Ia juga menyoroti potensi besar para profesional terdampak untuk diberdayakan melalui pelatihan atau proyek yang relevan.

Lingga juga bercita-cita menjadikan komunitas ini sebagai wadah besar untuk mengubah stigma tentang mereka yang terkena layoff.

"Dengan dukungan komunitas, mereka bisa kembali berdaya, menjadi mentor, pembicara, atau bahkan pengusaha," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI