Sesama Tokoh Kondang, Ini Pandangan Buya Hamka dan Gus Dur soal Natal

Husna Rahmayunita Suara.Com
Rabu, 25 Desember 2024 | 20:16 WIB
Sesama Tokoh Kondang, Ini Pandangan Buya Hamka dan Gus Dur soal Natal
Almarhum Presiden Republik Indonesia ke-4, KH. Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur. [Twitter@tsamaraDKI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dua tokoh penting dan ternama di Indonesia, yakni Buya Hamka dan Gus Dur, pernah memberikan pandangan mereka masing-masing tentang perayaan dan ucapan selamat Natal untuk umat Kristiani. Tudingan kerap ditujukan kepada Buya Hamka lantaran dirinya dianggap menciptakan dalil haram bagi umat Islam untuk mengucapkan Natal kepada umat Kristiani.

Benarkah demikian? Menanggapi hal ini, tak sedikit publik yang turut membandingkan pandangan Buya Hamka dengan Gus Dur perihal Natal ini. Apalagi pada tahun 1981, Buya Hamka yang saat itu menjabat sebagai Ketua MUI mengeluarkan fatwa mengenai perayaan Natal ini. Berikut adalah pandangan Buya Hamka dan Gus Dur tentang Natal.

Pandangan Buya Hamka

Profil Buya Hamka (Instagram/@buyahamkafilm)
Profil Buya Hamka (Instagram/@buyahamkafilm)

Cucu kandung Buya Hamka yakni Naila Fauzia buka suara soal tudingan bahwa kakeknya menciptakan dalil haram hukumnya umat Islam mengucapkan Natal kepada umat Kristiani.

Ia membantah bahwa sang kakek telah mengeluarkan fatwa tentang larangan terhadap umat Islam untuk mengucapkan selamat Natal ketika masih menjadi Ketua MUI pada tahun 1981.

Melalui penjelasannya, Naila menekankan bahwa larangan tersebut mengacu pada konteks ‘perayaan Natal bersama’, bukannya ucapan selamat Natal.

“Saya akan mengutip fatwa yang dikeluarkan Buya Hamka (1981) yang waktu itu menjabat sebagai Ketua MUI, mengenai perayaan bersama. Saya tekankan, PERAYAAN NATAL BERSAMA, bukan ucapan Selamat Natal,” tulis  Naila Fauzia pada salah satu cuitannya di akun X pada 2020 silam.

Pandangan Gus Dur

Ilustrasi presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. [Dok. NU]
Ilustrasi presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. [Dok. NU]

Mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur turut memiliki pandangan tentang Natal yang ia tuangkan lewat tulisannya yang berjudul ‘Harlah, Natal dan Maulid’ yang ditulisnya di Yerussalem pada 20 Desember 2003 yang lalu. Pada tulisannya itu, Gus Dur menyampaikan sebagai berikut:

Baca Juga: Tinjau Perayaan Natal, Wapres Gibran Didoakan Jemaat GBI Solo

“Natal, dalam kitab suci Al-Quran disebut sebagai yauma wulida (hari kelahiran) yang secara historis oleh para ahli tafsir dijelaskan sebagai haru kelahiran Nabi Isa, seperti terkutip ‘Kedamaian atas orang yang dilahirkan (hari ini)’ (salamun yauma wulid) yang dapat dipakaikan pada beliau atau kepada Nabi Daud," ungkapnya seperti dikutip dari Jabar.nu.id.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI