Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi Menurut Islam, Buya Yahya: Jangan Muncul Kemunafikan

Baehaqi Almutoif Suara.Com
Rabu, 25 Desember 2024 | 19:09 WIB
Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi Menurut Islam, Buya Yahya: Jangan Muncul Kemunafikan
Ilustrasi Tahun Baru 2025 (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ulama kharismatik asal Cirebon KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang akrab disapa Buya Yahya menyampaikan pandangannya mengenai hukum merayakan malam Tahun Baru Masehi.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah menyampaikan masalah bukan di kalender Masehi, melainkan kebiasaan atau budaya pada pergantian malam tahun baru.

Banyak kemaksiatan yang dilakukan di malam tahun baru, seperti bermabuk-mabukan.

"Apa yang dilakukan oleh umat Muslim saat itu? Berhura-hura, berfoya-foya dan yang banyak merayakan ini adalah orang di luar Islam sana karena bangga dengan tahun baru mereka. Kemaksiatan di dalamnya jadi yang kita hentikan adalah kebiasaan-kebiasaan jelek," ujarnya dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah.

Buya Yahya tidak mempermasalahkan penggunaan hari dan tanggal di kalender Masehi. Namun, yang wajib dihindari ialah budaya orang kafir.

Di dalam Al-Qur'an telah disebutkan mengenai umat yang ikut budaya orang kafir lemah pendiriannya.

"Disebutkan bahwa nanti akan mengikuti budaya di luar Islam budaya bukan hanya sekedar akidah kebiasaan sejengkal demi sejengkal. Begitulah keadaan umat Islam yang lemah pendirian," katanya.

Buya Yahya kemudian menyinggung mengenai umat Muslim yang merayakan pergantian Tahun Baru Masehi secara berlebihan, namun melupakan Hijriah.

"Habislah giliran tahun baru Hijriah tidur. Muncul kemunafikan di sini. Hendaknya kita bangga dengan Islam. Itu yang jadi masalah. Jangan dianggap Masehi lalu lupa dengan Tahun Baru Hijriyah memunafikan. Tidak. Kita (harus) mengutamakan sesuatu yang tersambung dengan nabi," katanya.

Baca Juga: 10 Ucapan Tahun Baru 2025 untuk Bos, Penuh Makna

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI