Upaya Cocoa Life Mendorong Praktik Berkebun Kakao Berkelanjutan di Indonesia

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 25 Desember 2024 | 14:52 WIB
Upaya Cocoa Life Mendorong Praktik Berkebun Kakao Berkelanjutan di Indonesia
Cocoa Life Workshop (Mondelez)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tingginya permintaan pasar internasional, menjadikan kakao sebagai salah satu komoditas perkebunan dengan prospek menjanjikan. Meskipun begitu, berbagai tantangan kerap mengancam kebun kakao di Indonesia, seperti terjadi perubahan iklim berdampak pada menurunnya kesejahteraan petani kakao. 

Memahami hal tersebut, Cocoa Life, program keberlanjutan kakao dari Mondelez International, menggelar workshop bertema “Mendorong Lanskap Agroforestri Kakao Berkelanjutan”, sebagai inisiatif untuk mendorong upaya perlindungan hutan dan praktik berkebun kakao berkelanjutan.

Andi Sitti Asmayanti selaku Director Sustainability, South East Asia, Mondelez International menjelaskan bahwa hadirnya workshop ini merupakan bagian dari komitmen Cocoa Life dalam membantu mengembangkan bisnis kakao yang lebih menguntungkan bagi masyarakat untuk membantu meningkatkan jumlah rumah tangga petani yang mencapai penghasilan layak, sekaligus membantu melindungi dan memulihkan hutan untuk mencapai tujuan tanpa deforestasi di lahan kebun petani yang terdaftar di program Cocoa Life.

Cocoa Life Workshop (Mondelez)
Cocoa Life Workshop (Mondelez)

“Mondelz International melalui Cocoa Life telah mengimplementasikan berbagai inisiatif untuk memberikan dukungan kepada petani guna membantu pelestarian hutan dan penerapan praktik agroforestri. Oleh karena itu, melalui workshop ini kami ingin meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan dan komunitas tentang pentingnya perlindungan hutan, serta mendorong adopsi praktik berkebun kakao yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kami berharap peserta dapat lebih memahami prospek dari penerapan agroforestri di kebun kakao guna meningkatkan hasil panen kakao dan kesejahteraan petani,” jelas Andi Sitti Asmayanti dalam pembukaan workshop yang disaksikan secara virtual, Senin (16/12/2024).

Baca Juga: Kakao Resmi Akuisisi SM Entertainment, FTC Siap Pantau Melon Selama 3 Tahun

Agroforestri di kebun kakao sendiri merupakan salah satu cara berkebun dengan memadukan tanaman non-kakao di sekitar dengan tanaman kakao, seperti kelapa, durian, alpokat (tanaman buah), maupun pohon jati, pohon sengon (tanaman kayu), dengan tujuan untuk menaungi tanaman kakao dari intensitas sinar matahari secara langsung, selain berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim, upaya ini juga dapat membantu peningkatkan kesejahteraan petani melalui sumber pendapatan baru.

Mengapresiasi upaya Cocoa Life dalam mendorong praktik berkebun kakao berkelanjutan, Merijanti Punguan Pitaria selaku Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian, mengungkapkan bahwa industri kakao memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia, baik dari sisi sektor industri maupun kesejahteraan petani. 

“Industri kakao di Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung ekonomi nasional. Kami berharap, berbagai inisiatif yang dihadirkan oleh Cocoa Life ini bisa berdampak positif bagi pendapatan petani kakao dan sekaligus juga menjadi inspirasi bagi berbagai pihak lainnya untuk turut mendukung penguatan posisi Indonesia dalam industri kakao global,” ujar Merijanti.

Lebih lanjut tentang komitmen Cocoa Life, Andi Sitti Asmayanti menambahkan bahwa, Cocoa Life adalah program keberlanjutan kakao dari Mondelz International yang telah hadir sejak 2012 yang bertujuan untuk menjadikan sumber kakao lebih berkelanjutan di negara-negara penghasil kakao utama. Program ini berfokus pada tiga hal utama yakni untuk membantu mengembangkan bisnis kakao yang lebih menguntungkan bagi komunitas petani, membantu meningkatkan kesejahteraan komunitas kakao dan membantu melindungi dan memulihkan hutan. Salah satu pendekatan yang didorong adalah dengan penyadartahuan praktik budidaya kakao yang baik, salah satunya termasuk praktik agroforestri.

Cocoa Life hadir di delapan negara penghasil kakao—Ghana, Pantai Gading, Indonesia, India, Brasil, Nigeria, Kamerun, dan Ekuador. Secara global, Cocoa Life telah memberdayakan sebanyak 243.000 petani di 3.200 komunitas, dan mendistribusikan lebih dari 33 juta bibit kakao. Sementara itu, di Indonesia program ini telah menjangkau lebih dari 31.000 petani di 320 komunitas dan mendistribusikan lebih dari 6 juta bibit kakao serta mendistribusikan lebih dari 332 ribu bibit non kakao sebagai pohon penaung kakao yang bisa menambah nilai ekonomis bagi petani hingga akhir 2023.

Baca Juga: Bangga, Kakao Jembrana Raih Cacao of Excellence Silver Award 2023

“Melalui berbagai inisiatif yang dihadirkan Cocoa Life di Indonesia, kami berharap bisa mendorong sinergi yang baik dari berbagai pihak, termasuk mitra dan pemerintah, dan mendorong perubahan positif di lanskap kebun kakao sehingga dapat terwujud dan bisa meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim, serta membantu meningkatkan kesejahteraan petani kakao,” tutup Andi Sitti Asmayanti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI