Suara.com - Dalam perjalanan kariernya, pesulap Sutarno pernah merengkuh kejayaan yang membuatnya hidup bergelimang harta.
Namun miris, sekarang Pak Tarno yang terkenal dengan jargon "Jadi apa? Prok prok prok..." tersebut harus menyambung hidup dengan berjualan ikan, mainan, dan alat tulis di depan SD.
Pekerjaan ini harus dilakoni Pak Tarno setelah terserang stroke untuk yang kesekian kalinya. Tak heran bila Pak Tarno kemudian berdagang sambil duduk lemas di kursi rodanya.
![Pak Tarno Jualan Ikan Cupang Sambil Duduk di Kursi Roda. [TikTok @roamiegoetzmuller]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/12/22/76474-pak-tarno.jpg)
Namun jauh sebelum mengalami kesulitan hidup seperti sekarang, Pak Tarno ternyata juga pernah merasakan momen yang tidak kalah pahit di masa kecilnya. Bahkan kala itu Pak Tarno hanya bisa mengonsumsi dedaunan rebus.
Hal ini terungkap ketika Pak Tarno berbincang dengan Feni Rose di program RUMPI Trans TV. Kepahitan ini bermula dari meninggalnya sang ayah ketika Pak Tarno masih berusia 3 tahun.
"Ibu, oh gob***. Aturan mah Bapak meninggal, anaknya diurusin. Masa ini Bapak meninggal, anaknya ditinggal kabur?" tutur Pak Tarno dalam episode RUMPI 21 Oktober 2023 tersebut.
"Pak Tarno diurus sama siapa?" tanya Feni Rose yang ikut prihatin dengan nasib Pak Tarno.
"(Diurus) Nenek. Nenek juga udah tua, nggak bisa (kasih) makan saya," balas Pak Tarno.
Karena itulah, Pak Tarno sudah terbiasa bekerja keras sejak kecil. Namun minimnya kecakapan membuat Pak Tarno hanya bisa bekerja sebagai kuli dan buruh yang tentu tidak banyak menghasilkan uang.
Baca Juga: Pembelaan Pihak Pak Tarno Soal Tinggalkan Istri Tua
"Saya kuli, masih anak kecil segini udah (jadi) kuli. Saya kuli apa aja, soalnya kan Nenek udah tua, ya saya makan cari sendiri," jelas Pak Tarno.