Suara.com - Habib Jafar berpendapat bahwa seorang Muslim boleh mengucapkan Selamat Natal kepada umat Kristiani. Hal tersebut kembali diungkapkannya dalam podcast Merry Riana baru-baru ini.
"Kembali lagi ke setiap orang, mau memilih pendapat yang mana. Saya memilih yang memperbolehkan mengucapkan Selamat Natal. Karena iman saya kayaknya cukup bisa bertahan untuk itu," kata Habib Jafar dalam podcast yang tayang Minggu (22/12/2024).
Habib Jafar kemudian memberikan cara bagaimana mengungkapkan Selamat Natal, yakni dengan memberikan hadiah. Pasalnya, dalam Islam, tidak ada larangan untuk menerima dan memberi hadiah dengan agama lain.
"Mari kita mengekspresikan rasa cinta kita kepada mereka yang beragama khususnya umat Kristiani baik Protestan maupun Katolik yang sedang merayakan Natal dengan paling tidak memberikan hadiah. Karena di Islam tidak dilarang menerima dan memberi hadiah kepada orang yang berbeda agama. Sama sekali tidak dilarang," sambungnya.
Baca Juga: Makna Mendalam "Kembali ke Betlehem": Tema Natal 2024 Ajak Umat Renungkan Kesederhanaan
Merry Riana lantas terpukau dengan jawaban Habib Jafar soal ucapan Hari Natal. Atas dasar itu, publik juga penasaran dengan latar belakang pendidikannya. Adapun berikut informasinya yang berhasil terangkum.
Pendidikan Habib Jafar
Husein Jafar Al Hadar atau yang dikenal sebagai Habib Jafar lahir di Bondowoso, Jawa Timur pada 21 Juni 1988. Ia adalah seorang pendakwah yang menjadi keturunan Nabi Muhammad SAW generasi ke-38.
Soal pendidikan, Habib Jafar pernah belajar di Pondok Pesantren (Pondok) Bangil, Jawa Timur. Setelah itu, ia melanjutkan studinya ke program S1 Filsafat Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Habib Jafar kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengambil program S2 Tafsir Qu’ran di universitas yang sama. Dari segi karier, selain pendakwah, ia saat ini juga diketahui tengah menjabat sebagai direktur.
Baca Juga: Lirik Lagu All I Want for Christmas Is You: Cocok untuk Karaoke Natal!
Tepatnya untuk Akademi Kebudayaan Islam Jakarta dan Aktivis di Gerakan Islam Cinta. Selain itu, Habib Jafar juga berkarier sebagai penulis. Ia diketahui sudah aktif menulis sejak dirinya masih duduk di bangku perkuliahan.
Adapun karya-karya Habib Jafar dari profesi menulis di antaranya, "Tuhan Ada di Hatimu", "Anakku Dibunuh Israel", dan "Islam Mahzab Fadlullah". Di sisi lain, ia disebut memiliki keunikan dalam menyampaikan dakwahnya.
Salah satunya memanfaatkan teknologi dan media sosial dengan menjadi seorang content creator melalui kanal YouTube 'Jeda Nulis'. Melalui kanal tersebut, kerap menyajikan beragam konten yang menarik dan kekinian.
Sementara itu, Habib Jafar juga mengaku belajar secara informal melalui tokoh-tokoh agama lain, seperti pendeta hingga romo. Ia senang mempelajari keberagaman dengan tujuan tidak ada salah paham antar umat.
"Secara informal, saya ngobrol dengan banyak pendeta, dengan banyak romo, dengan banyak bante, dan lain sebagainya. Saya senang belajar dengan tokoh tokoh agama. Biar saling paham agar tidak ada salah paham," ujar Habib Jafar dalam podcast bersama Merry Riana.
Habib Jafar juga dikenal sebagai pendakwah yang kreatif. Tujuannya seperti ini diketahui untuk menarik atensi anak-anak muda melalui media sosial terkini agar mereka ingin belajar dan memperdalam ilmu agama Islam.
Melalui kanal YouTube-nya, Habib Jafar bahkan sering berkolaborasi dengan sejumlah tokoh publik yang mewakili sosok anak muda. Di antaranya dengan komedian Tretan Muslim dan Coki Pardede di Majelis Lucu Indonesia.
Dalam kolaborasi bertajuk "Kultum Pemuda Tersesat" itu, mereka menjawab sederet pertanyaan anak muda. Tepatnya dari berbagai latar agama, suku, hingga budaya yang disampaikan melalui media sosial.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti