5 Judul Lukisan Yos Suprapto yang Dilarang Dipamerkan di Galeri Nasional, Benarkah Mirip Jokowi?

Farah Nabilla Suara.Com
Minggu, 22 Desember 2024 | 16:49 WIB
5 Judul Lukisan Yos Suprapto yang Dilarang Dipamerkan di Galeri Nasional, Benarkah Mirip Jokowi?
Pelukis Yos Suprapto sedang menyampaikan keterangan kepada media di Gedung YLBHI Jakarta, Sabtu (21/12/2024). [Suara.com/Yaumal]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Jadi Asal Bapak Senang itu saya terjemahkan jilat pantat itu. Jilat pantat itu kan ekspresi yang sering kita dengar, ya. Ah, itu (seorang) penjilat. Metaforanya. Ini sering ekspresi yang kita dengar setiap hari kadang-kadang," terang Yos Suprapto.

Lebih lengkapnya, Konoha II menceritakan tentang masyarakat yang hancur karena adanya budaya hiperindividu. Hal ini, dikatakan oleh Yos, dapat menghasilkan sikap budaya jilat yang tertuang dalam lukisan Asal Bapak senang.

3. Niscaya

Penampakan lukisan karya seniman Yos Suprapto yang batal dipamerkan di Galeri Nasional. (Suara.com/Fakhri)
Penampakan lukisan karya seniman Yos Suprapto yang batal dipamerkan di Galeri Nasional. (Suara.com/Fakhri)

Selanjutnya, ada lukisan berjudul Niscaya yang menceritakan seorang petani memberi makan orang berdasi. Karya ini menggambarkan kerja keras petani, namun yang bergelimang harta justru orang lain.

"Cerita tentang seorang petani, gambarannya lukisan petani memberi makan kepada orang yang berdasi. Menyuapi makanan di mulutnya orang yang berdasi yang berbaring. Tapi kemudian siapa yang menikmati keringat mereka? Kan, orang-orang urban seperti kita. Orang-orang kaya. Dan itu (lukisan) dilarang juga (untuk dipamerkan)," ujar Yos.

4. Makan Malam

Yos Suprapto berpose dengan karyanya yang diduga tentang kekuasaan Jokowi. [Ist]
Yos Suprapto berpose dengan karyanya yang diduga tentang kekuasaan Jokowi. [Ist]

Lukisan keempat berjudul Makan Malam yang menunjukkan seorang petani memberi pakan  sejumlah anjing. Gambar ini, jelas Yos, dianalogikan  sebagai umpatan, tepatnya dengan konsep pertanian berkelanjutan.

"Itu dianalogikan sebagai umpatan. Itu fakta, kok. Itu lho. Nah, yang merasa tersinggung dengan simbol-simbol yang saya gunakan ini, itu ngomong katanya tidak ada relevansi dengan pertanian. Bagaimana seorang petani tidak relevan dengan konsep pertanian berkelanjutan," kata Yos Suprapto.

5. 2019

Baca Juga: Kontroversi Pembatalan Pameran: Galeri Nasional Batasi Kebebasan Berekspresi?

Penampakan lukisan karya seniman Yos Suprapto yang batal dipamerkan di Galeri Nasional. (Ist)
Penampakan lukisan karya seniman Yos Suprapto yang batal dipamerkan di Galeri Nasional. (Ist)

Terakhir ada lukisan berjudul 2019 yang menggambarkan seorang petani menuntun sapi menuju sebuah istana. Maksud dari karya ini, kata Yos, merupakan realisasi kultur yang tengah dihadapi. Namun, kurator menganggap lukisannya itu terlalu vulgar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI