Suara.com - Pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto yang bertema "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan" batal digelar pada 19 Desember 2024. Adapun acara ini semula akan digelar di Galeri Nasional, Jakarta.
Satu hari sebelum pameran diadakan, kurator Suwarno Wisetrotomo mengatakan bahwa lukisan Yos Suprapto melenceng dari tema. Atas dasar ini, ia pun menerima banjiran kritik hingga memutuskan mundur sebagai kurator.
"Kurator Bapak Suwarno Wisetrotomo mengundurkan diri karena perbedaan pandangan kuratorial terkait kesesuaian dua karya dalam pameran dengan tema yang telah disepakati," ujar pihak Galeri Nasional Indonesia, dikutip Minggu (21/12/2024).
Keputusan tersebut semakin membuat Suwarno Wisetrotomo disorot publik. Tak sedikit yang penasaran dengan profil kurator pameran lukisan Yos Suprapto itu.
Baca Juga: Sesalkan Karya Yos Suprapto Dibredel, Komnas HAM Minta Klarifikasi Fadli Zon
Profil Suwarno Wisetrotomo
Suwarno Wisetrotomo diketahui lahir di Kulon Progo, Yogyakarta, pada 10 Januari 1962 atau berusia 62 tahun. Ia kini disibukkan dengan profesi sebagai dosen jurusan Seni Murni di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Selain itu, Suwarno juga dikenal sebagai kritikus, kurator, perupa, dan esais seni dari Yogyakarta. Melansir laman ISI, dedikasinya terhadap seni sudah dimulai sejak kecil karena terinspirasi dari sejumlah tokoh.
Beberapa seniman besar yang menginspirasi Suwarno di antaranya, Affandi, Vincent van Gogh, serta Raden Saleh. Soal pendidikan, ia adalah lulusan fakultas seni ISI Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sementara itu, pengaruh besar dalam hidup Suwarno datang dari sejumlah tokoh. Sebut saja, Butet Kertaradjasa, Jim Supangkat, Siswanto HS, dan Made Bandem. Ia bahkan terinspirasi menulis esai seni dari sosok Butet.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Pameran Lukisan Yos Suprapto Dibredel, Ruangan Sampai Dikunci
Di sisi lain, Suwarno percaya bahwa seni merupakan media yang mampu menyampaikan pesan menyentuh. Adapun karya-karya kuratorialnya sudah berlangsung di tingkat nasional maupun internasional.
Selain itu, Suwarno telah menulis banyak buku dan artikel ilmiah seni rupa. Dalam perjalanan kariernya, ia tercatat pernah menjabat Wakil Ketua Dewan Kebudayaan DIY dan Anggota Dewan Kurator Galeri Nasional Indonesia.
Berkat dedikasinya tersebut, Suwarno diberikan penghargaan 'Life Time Achievement Award' (LTAA) dari Nandur Srawung ‘Wasiat’ 2024. Penghargaan ini langsung diberikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY.
Soal penundaan pameran itu, ia menghargai usaha Yos Suprapto yang sudah riset dalam menciptakan lukisan tersebut. Namun, ia merasa ada dua karya yang menurutnya tidak sejalan dengan tema kuratorial.
Ia memandang dua karya tersebut terlalu vulgar dan tak mengandung esensi metaforis yang justru menjadi kekuatan seni. Suwarno juga menegaskan bahwa penolakan tersebut bukan merupakan pendapat pribadi.
Namun, dilakukan untuk menjaga fokus pesan pameran sesuai tema yang telah ditentukan. Suwarno sendiri sudah berkomunikasi dengan Yos Suprapto soal seniman yang ingin mempertahankan dua karya tersebut.
Dikarenakan terus mengalami ketidaksepakatan, Suwarno akhirnya memutuskan mundur sebagai kurator pameran. Ia menyampaikan keputusan ini dengan harapan bisa memberi penjelasan tentang polemik yang melibatkannya.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti