Suara.com - Aksi pemberedelan serta pembatalan pameran di Galeri Nasional Jakarta dengan tema "Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan" pada Kamis (19/12/2024) kemarin menjadi pusat perhatian publik.
Usut punya usut, sang pelukis Yos Suprapto yang menuangkan karyanya lewat 30 lukisan yang seharusnya dipamerkan lewat agenda pameran di Galeri Nasional tersebut bermasalah dengan sang kurator, Suwarno Wisetrotomo.
Suwarno diketahui meminta Yos untuk menurunkan beberapa lukisan yang dianggap tidak sesuai dengan tema pameran. Yos yang mendengar hal tersebut tidak setuju dan memutuskan untuk membawa pulang kembali lukisannya ke Yogyakarta.
Yos pun merasa kecewa dengan pihak Galeri Nasional yang justru membatalkan jadwal pamerannya.
"Saya tidak mau lagi ada urusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan," ungkap Yos dalam pernyataannya pada Kamis (19/12/2024) kemarin.
Sosok Yos Suprapto pun kini tengah jadi perbincangan. Beberapa lukisan yang harusnya dipajang dalam pameran lukisannya ternyata sarat akan makna sindiran dan sarkastisme yang diduga ditujukan kepada mantan Presiden RI ke-7, Joko Widodo.
Karyanya ini ditentang oleh pihak kurator dan Galeri Nasional hingga membuat pameran tersebut dibatalkan.
Lalu, siapa sebenarnya sosok Yos Suprapto? Simak inilah selengkapnya.
Profil Yos Suprapto
Baca Juga: Galeri Nasional: Kurator Mundur, Pameran Tunggal Yos Suprapto Batal
Sosok Yos Suprapto dikenal sebagai salah satu seniman kelahiran Surabaya; 26 Oktober 1952 dan juga kerap menuai kontroversi.
Pasalnya, beberapa karya Yos sering menggambarkan tentang kritiknya mengenai masalah politik, sosial, hingga budaya nusantara.
Sejak awal karirnya sebagai pelukis di tahun 1970-an, Yos sudah sering bekerjasama dengan para pengelola galeri seni maupun taman wisata untuk memamerkan karya-karya lukisnya.
Yos pernah memamerkan hasil lukisan tangannya pada pameran tunggal dengan tema Bersatu dengan Alam di Taman Ismail Marzuki Jakarta pada tahun 1994.
Tak hanya itu, Yos juga pernah menggelar pameran tunggal di Galeri Nasional Indonesia beberapa kali. Di tahun 2001, ia menggelar pameran bertajuk Barbarisme : Perjalanan Anak Bangsa. Pameran ini pun merupakan bentuk kritiknya terhadap budaya kekerasan yang saat itu mulai merajalela di masyarakat.
Ia juga pernah terlibat dalam pameran berjudul Republik Udang yang digelar di Tembi Gallery Yogyakarta di tahun 2005 silam dengan karyanya yang mengkritik budaya korupsi yang terjadi pada pemerintahan pasca reformasi tahun 1998.
Ia juga pernah menggelar pameran lain seperti pameran Arus Balik Cakrawala tahun 2017 di Galeri Nasional.
Tahun ini, Yos diagendakan akan kembali menggelar pameran tunggal di Galeri Nasional. Sayangnya, pameran itu tak jadi digelar karena tak mencapai kesepakatan dengan pihak Galeri Nasional dan pihak kurator.
Yos pun memutuskan untuk kembali ke Yogyakarta dengan membawa kembali karya-karyanya yang menuai kontroversi tersebut.
Kontributor : Dea Nabila