Suara.com - Kabar duka datang dari Krisjiana Baharudin dan Siti Badriah. Pasalnya, salah satu janin yang tengah dikandung Sibad harus diangkat demi menyelamatkan nyawanya.
"Berat banget," ungkap Kris dalam video TikTok-nya, dikutip pada Kamis (19/12/2024). "Apakah ini takdirku ya Allah."
Dalam tangkapan layar obrolan Kris dan Sibad, terungkap bahwa calon anak kedua mereka ternyata kembar. Namun sayangnya, salah satu janin itu bertumbuh di luar rahim.
"Anak kamu kembar, tapi yang satunya salah tempat," tulis Sibad yang membuat Kris kebingungan.
Baca Juga: Kabar Duka, Siti Badriah dan Krisjiana Baharudin Kehilangan Calon Anak Tercinta
"Dia bukan di rahim, dia ada di saluran tuba," imbuh Sibad. "Yang bagus padahal yang salah tempat, ukurannya sesuai, tapi dia gak boleh ada di situ, dia harus dikeluarin,, karena kalo gak dikeluarin aku bakal mati."
Kris sempat mengira bahwa kedua calon anaknya harus diangkat, tetapi janin di saluran tuba Sibad lah yang paling mendesak.
Alhasil, dilakukanlah operasi untuk mengangkat salah satu janin Sibad dan Kris tersebut. Beruntung janin yang bertumbuh di rahim dapat diselamatkan, meski Sibad dan Kris harus menahan pilu atas kepergian salah satu calon anak mereka.
Kabar ini pun membuat banyak warganet ikut berduka, apalagi karena Kris dan Sibad pernah memiliki pengalaman sulit mendapatkan anak.
Kehamilan Ektopik: Penyebab Janin Siti Badriah Harus Diangkat
Baca Juga: Apa Itu Hamil KET yang Dialami Andrea Dian? Ini Pengertian, Bahaya dan Tanda-tandanya
Situasi yang dialami Siti Badriah dikenal pula dengan nama kehamilan ektopik, atau kelainan pada kehamilan yang terjadi ketika hasil pembuahan sel telur dan sperma menempel di luar rahim.
Melansir situs Siloam Hospitals, umumnya kehamilan ektopik terjadi di bagian saluran tuba atau tuba falopi. Namun selain itu, hasil pembuahan sel telur dan sperma juga bisa menempel di serviks atau leher rahim, serta rongga perut.
Kehamilan ektopik adalah kondisi darurat medis yang dapat memicu perdarahan dan berisiko mengancam nyawa. Karena itulah, ibu yang mengalami kehamilan ektopik perlu menggugurkan janinnya.
Terdapat beberapa kondisi penyebab kehamilan ektopik, seperti endometriosis, adanya jarngan parut karena efek samping tindakan medis pada rahim sebelum kehamilan, penyakit radang panggul, gangguan hormon, penyakit menular seksual (PMS), sampai kelainan bawaan pada tuba falopi.
Beberapa faktor lain yang juga meningkatkan risiko kehamilan ektopik adalah:
- Hamil di usia 35-44 tahun
- Riwayat operasi pada area panggul atau perut
- Kebiasaan merokok
- Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
- Menjalani program kesuburan seperti IVF
- Kehamilan yang terjadi setelah melakukan steril atau memakai alat kontrasepsi IUD dalam rahim
Terdapat beberapa gejala yang mesti diwaspadai dari kehamilan ektopik, antara lain:
- Nyeri perut
- Perdarahan dari vagina
- Pusing
- Pingsan