Psikolog Lita Gading Kritik Pola Asuh Orang Tua Lady Aurellia: Ini Bukan Kasih Sayang, Ini Berlebihan!

Nur Khotimah Suara.Com
Kamis, 19 Desember 2024 | 08:38 WIB
Psikolog Lita Gading Kritik Pola Asuh Orang Tua Lady Aurellia: Ini Bukan Kasih Sayang, Ini Berlebihan!
Potret Lady Aurellia dan kedua orang tuanya [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Lady Aurellia Pramesti masih terus menjadi perbincangan buntut kasus penganiayaan dokter koas Luthfi di Palembang. Yang mana kasus ini muncul diduga karena Lady Aurellia mengadu kepada orang tua soal jadwal jaga yang disusun oleh Luthfi selaku chief koas.

Kasus penganiayaan Luthfi diangkat sebagai topik khusus acara "Catatan Demokrasi" tvOne episode Selasa (17/12/2024). Salah satu pembicara yang hadir untuk dimintai keterangan dalam episode tersebut adalah psikolog ternama, Dr. Lita Gading, M.Psi.

Secara khusus, Lita Gading fokus menyoroti pola asuh orang tua Lady Aurellia yang dinilai terlalu terlibat dalam urusan sang anak. Lulusan Universitas Langnan Hong Kong itu menduga bahwa orang tua Lady Aurellia menerapkan pola asuh Permisif terhadap anaknya.

"Yang saya lihat dan saya tangkap di sini adalah pola asuh yang Permisif. (Di mana orang tua) membebaskan, tapi tidak memberikan aturan yang jelas," kata Lita Gading, dilansir Suara.com dari YouTube tvOneNews pada Kamis (19/12/2024).

Baca Juga: Terseret Kasus Penganiayaan Dokter Koas, Pengacara Sebut Lady Aurellia Juga Korban Bullying

Keluarga Lady Aurellia Pramesti - Luthfi dokter koas korban penganiayaan (X)
Keluarga Lady Aurellia Pramesti - Luthfi dokter koas korban penganiayaan (X)

"Dia (anak) dimanjakan, segala sesuatu dimudahkan. Dia juga mempunyai impulsif yang tinggi, tidak bisa bersosialisasi dengan baik dengan teman-temannya. Itu salah satu kunci dari orang-orang yang pola asuhnya Permisif," imbuhnya.

Lebih lanjut, Lita Gading menegaskan bahwa apa yang ditunjukkan orang tua Lady Aurellia bukan bentuk kasih sayang. Sebab menurutnya, orang tua bisa menunjukkan kasih sayang tanpa perlu ikut campur urusan anaknya.

"Tapi ini kan bentuk kasih sayang orang tua," tutur Maria Assegaf selaku pembawa acara "Catatan Demokrasi".

"Oh tidak (ini bukan kasih sayang). Ini berlebihan. Kalau orang memperhatikan, tanpa ikut campur urusan sekolah. Itu salah satu ciri bagaimana dia (anak) tidak bisa mengikuti aturan yang sudah ada," tegas Lita Gading.

Potret psikolog Lita Gading (Instagram/lita.gading)
Potret psikolog Lita Gading (Instagram/lita.gading)

Lita Gading juga menduga Lady Aurellia tidak memiliki komunikasi yang baik dengan teman-teman koasnya karena justru melibatkan orang ketiga untuk menyelesaikan masalah jadwal. Hal ini dinilai sebagai salah satu dampak dari pola asuh yang diterapkan oleh orang tua.

Baca Juga: Hubungan Asli Sri Meilina dan Sopir Lady Aurellia, Berani-beraninya Aniaya Dokter Koas Luthfi

"Kalau misalnya dia (Lady Aurellia) punya mempunyai komunikasi yang baik dengan teman-temannya, ini tidak mungkin terjadi. Nah kenapa dia bisa melibatkan orang tuanya? Karena dia tidak mempunyai karakter yang kuat dalam diri dia," jelas Lita Gading lagi.

"Kenapa karakternya tidak kuat? Karena segala sesuatu dimanjakan. Pola asuh orang tua ini yang tidak tega melihat anaknya ketar-ketir. Anaknya jadi kayak 'disuapin' terus gitu sama orang tuanya," tandasnya.

Sekarang masalah ini sudah masuk ke ranah hukum. Sopir ibu Lady Aurellia telah ditetapkan sebagai tersangka karena tertangkap kamera menganiaya dokter koas. Proses hukumnya pun terus berlanjut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI