Kabar duka datang dari dokter spesialis kulit dan kelamin sekaligus influencer, dr. Azmi Fadhlih, Sp.DV. Ia meninggal di usia 35 tahun akibat aneurisma atau pecahnya pembuluh darah di otak. Berdasarkan pemaparan sang kakak ipar, gejala tersebut bukan kali pertama dialami almarhum.
Sosok yang akrab disapa Dokter Azmi ini kerap membagikan informasi seputar medis dengan gaya yang komunikatif dan memiliki banyak pengikut di media sosial. Kabar mengejutkan mengenai kematiannya ini pun tentu menyita banyak perhatian publik, terutama mengenai penyebab kematiannya.
Apa Itu Aneurisma Otak?
Mengutip laman Kementerian Kesehatan, aneurisma otak atau aneurisma serebral merupakan suatu kondisi ketika terjadi penggelembungan pembuluh darah di otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah di suatu titik tertentu. Aneurisma ini merupakan aneurisma yang paling sering terjadi selain aneurisma pada pembuluh darah aorta pars abdominal.
Baca Juga: Bikin Nyesek, Anak-anak Dokter Azmi Fadhlih Tenangkan Ibunya yang Nangis di Samping Jenazah
Hal yang lebih buruk bisa saja terjadi jika aneurisma pada otak pecah, menyebabkan berbagai kondisi serius seperti kerusakan otak, stroke hemoragik, koma, dan kematian. Terdapat tiga jenis aneurisma otak, di antaranya berry, fusiform, dan mikotik.
Tipe aneurisma berry merupakan tipe yang paling umum dijumpai, lebih sering terjadi pada orang dewasa. Ukurannya dapat berkisar dari beberapa milimeter hingga lebih dari 2 (dua) sentimeter.
Gejala Aneurisma
Masih dari laman Kementerian Kesehatan, aneurisma otak yang masih berukuran kecil dan belum pecah umumnya tidak menimbulkan gejala.
Seiring membesarnya aneurisma, penderita mungkin akan mengalami beberapa gejala berikut.
Baca Juga: Dokter Azmi Fadhlih Meninggal karena Apa? Sempat Nongkrong Bareng Arief Muhammad sebelum Tutup Usia
- Nyeri di sekitar mata
- Mati rasa di salah satu sisi wajah
- Pusing dan sakit kepala
- Kesulitan berbicara
- Gangguan keseimbangan
- Sulit berkonsenstrasi
- Penurunan daya ingat
- Gangguan penglihatan
Kondisi ketika aneurisma otak yang membesar dan akhirnya pecah dapat memicu pendarahan otak. Beberapa gejala pecahnya aneurisma otak antara lain:
- Mual dan muntah
- Lemah atau lumpuh di salah satu sisi tubuh atau tungkai
- Sulit berbicara
- Sulit berjalan
- Kelopak mata turun (ptosis)
- Kejang
- Penurunan kesadaran
Penyebab Aneurisma
Belum ada informasi pasti yang menjelaskan penyebab melemahnya dinding pembuluh darah di otak. Meski demikian, ada beberapa faktor yang diduga mampu meningkatkan risiko terjadinya aneurisma otak, antara lain:
- Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Berusia lebih dari 40 tahun
- Berjenis kelamin perempuan, terutama yang sudah menopause
- Memiliki riwayat cedera kepala
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Menggunakan narkoba, terutama kokain
- Memiliki kebiasaan merokok
- Memiliki keluarga dengan aneurisma otak
Pengobatan Aneurisma
Melansir laman Rumah Sakit Pondok Indah Group, tujuan utama penanganan aneurisma adalah mengurangi aliran darah yang masuk ke dalam pembuluh darah yang menggelembung.
Tidak semua kasus aneurisma otak harus dilakukan tindakan operasi, tergantung pada lokasi, ukuran, bentuk, dan pecah tidaknya aneurisma. Penanganan aneurisma otak juga dapat dilakukan dengan obat-obatan yang tentunya telah diresepkan dokter sesuai kondisi masing-masing pasien.
Kontributor : Rizky Melinda