Suara.com - Baru-baru ini, sebuah video memperlihatkan Miftah Maulana atau yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah menyindir Ustaz Maulana. Ia menyebut cara berdakwah Ustaz Maulana tidak pantas karena sambil pecicilan.
"Pagi-pagi setengah enam nyalain televisi, Trans TV, yang ditonton apa? 'Jamaah oh jamaah' (jargon Ustaz Maulana) itu idola orang sekarang yang modelannya begitu. Menurutmu kiai NU pecicilan begitu pantas? Enggak pantas, (kiai NU) pegangnya (kitab) Al Hikam. Berdakwah di TV kok sambil pecicilan," kata Miftah, dikutip Selasa (17/12/2024
Meski begitu, publik justru membela Ustaz Maulana dan menilai sosoknya lebih baik ketimbang Miftah. Di sisi lain, beda sikap keduanya saat memperlakukan istri masing-masing ikut disorot. Berikut rangkumannya.
Beda Sikap Miftah Vs Ustaz Maulana Perlakukan Istri
Baca Juga: Jomplangnya Pendapatan YouTube Gus Miftah dan Ustaz Maulana: Ada yang Tembus 3 Digit
Miftah Maulana sempat dikritik usai videonya dengan sang istri viral di media sosial. Dalam rekaman tersebut, ia tampak menggoyangkan kepala sang istri dengan keras. Publik lantas menilai sikapnya itu kasar meskipun bercanda.
Ketika ditemui di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Miftah mengatakan hal itu merupakan bentuk gemas kepada istrinya. Ia membantah narasi 'menoyor istri' pada video tersebut dan menganggap ini sebagai fitnah.
"Mudah-mudahan yang nge-framing bisa sadar diri, bahwa apa yang kalian lakukan itu jelas sesuatu yang tidak baik, bisa jadi itu fitnah, bisa jadi itu pembunuhan karakter," kata Miftah, saat ditemui, Minggu (6/10/2024).
"Toyor apaan? Aslinya kan biasa gemas sama istri. Coba kalian menggambarkan rasa gemas sama pasangan itu seperti apa? Misalnya lagi di mobil gini-gini, kan biasalah," sambungnya menjelaskan.
Lebih lanjut, Miftah Maulana bercerita sedikit perihal kehidupan rumah tangganya. Ia mengatakan bahwa candaan dan guyonan seperti yang ada dalam video tersebut sudah menjadi hal biasa antara dirinya dengan sang istri.
Baca Juga: Ditanya Tarif Ceramah, Sikap Ustaz Adi Hidayat dan Gus Miftah Bak Langit dan Bumi
"Istri malah ketawa. Justru itu keseharian saya sama istri. Dalam rumah tangga, suami yang baik itu adalah yang bisa jadi penghibur untuk istrinya. Kalau di luar ya enggak akan ngomong soal rumah tangga. Makanya saya tuh lebih banyak bercanda di rumah sama istri, enggak ada yang serius-serius," ungkap Miftah.
Sementara itu, Ustaz Maulana masih setia dengan istrinya, Nur Aliah yang meninggal dunia sejak lima tahun silam. Ia hingga saat ini enggan untuk menikah lagi usai ditinggal istri pada 2019 karena menderita penyakit kanker usus.
Menurutnya, lima tahun itu waktu yang sebentar. Sebab, ia perlu menunggu selama 15 tahun untuk bisa meminang almarhumah Nur Aliah. Oleh karenanya, Ustaz Maulana tidak berpikir untuk mencari wanita lain sebagai istrinya.
"Gini, skala lima tahun itu waktu belum lama. Karena untuk mendapatkan beliau (Nur Aliah) pun, itu 15 tahun. Itu 15 tahun baru saya dapat," kata Ustaz Maulana dalam program Rumpi yang tayang di Trans Tv pada Maret 2024 lalu.
"Karena waktu di pesantren, sekitar tahun 1991, saya bilang 'Insya Allah kalau kita berjodoh, kita bertemu'. Habis itu tahun 2008 baru nikah. Berarti jaraknya 15 tahun," lanjutnya.
Lebih lanjut, Ustaz Maulana menyebut mendiang istrinya adalah sosok yang luar biasa. Ia belum sempat memenuhi keinginan sang istri. Adapun alasan lain dirinya tak menikah lagi karena ingin fokus mengurus anak-anaknya dari Nur.
"Almarhumah itu orang yang masya Allah, keinginan beliau masih belum tersampaikan untuk dibuatkan rumah yang bagus di dunia. Eh keburu meninggal," ungkap Ustaz Maulana.
"Jadi sekarang ini saya fokus membahagiakan anak. Karena yang ditinggalkan kan ada empat. Untungnya almarhumah mengajarkan aku dan mengingatkan supaya aku deket sama anak-anak. Biarkan aku yang marah dan aku yang disiplin mereka. Kamu bagian sayangnya saja," imbuhnya.
Ustaz Maulana pertama kali bertemu Nur Aliah di Pondok Pesantren An Nadlah Makassar. Keduanya sama-sama menimba ilmu di sana sampai akhirnya menikah. Namun, hubungan mereka kandas karena sang istri meninggal.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti