Suara.com - Dokter koas Muhammad Luthfi Hadhyan menjadi korban penganiayaan oleh sopir salah satu rekannya, Lady Aurellia Pramesti.
Peristiwa ini bermula dari ibunda Lady, Sri Meilina, dan sopirnya yang menemui Luthfi karena anaknya disebut merasa keberatan dengan jadwal jaga dokter koas di masa Natal dan Tahun Baru.
Luthfi sendiri dikabarkan sampai dirawat di rumah sakit karena penganiayaan tersebut. Tak heran jika keluarga Luthfi juga enggan berdamai dengan pelaku, sekalipun Lady berasal dari keluarga pejabat.
"Kami sudah melaporkan kejadian ini ke polisi dan berharap pelaku dapat diproses hukum yang berlaku di Indonesia," ungkap ayah Luthfi, Wahyu Hidayat, pada Jumat (13/12/2024).
"Kami merasa kecewa dengan peristiwa ini, dan keadilan harus ditegakkan," imbuhnya. "Biarkan saja proses hukum berjalan sebagaimana mestinya, kami serahkan seluruhnya kepada polisi."
Ketegasan sikap keluarga korban ini turut menyita atensi, sebab banyak warganet khawatir kasus akan sulit bergulir karena profil ayah Lady yang bukan orang sembarangan.
Namun sepertinya kekhawatiran ini tidak perlu diperpanjang, sebab ayah Luthfi ternyata juga seseorang dengan jabatan tidak kalah mentereng.
Bukan berasal dari pemerintahan seperti Dedy Mandarsyah, Wahyu Hidayat yang sempat diisukan berprofesi sebagai konsulen itu ternyata bekerja di PT Unilever Indonesia.
Melansir akun LinkedIn dan situs Rocket Reach, Wahyu ternyata menjabat sebagai Head of Customer Development Jawa di Unilever Indonesia sejak tahun 2021.
Sebelumnya, Wahyu pernah menjajaki beberapa jabatan di Unilever Indonesia, seperti Area Sales Manager (2004-2006), Trade Category Manager Oral Care (2006-2008), Key Account Manager (2009-2011), Customer Marketing Director (2011-2015), Regional Sales Director (2015-2018), dan Head of Supermarket and Health and Beauty Channel (2019-2021).
Hal ini selaras dengan riwayat pendidikannya sebagai Sarjana Ekonomi Universitas Sriwijaya (1988-1993).
Sementara itu, beredar pula isu bahwa ibu Luthfi adalah seorang dokter, sementara keluarganya juga ada yang menjadi konsulen.