Suara.com - Musisi sekaligus dokter bedah plastik, dr. Teuku Adifitrian alias Tompi ikut berkomentar perihal kasus penganiayaan dokter koas di Palembang yang belum lama ini menghebohkan linimasa.
Semenjak kasus itu viral, warganet ramai-ramai menguliti sosok yang diduga sebagai pemicu penganiayaan, yakni dokter koas bernama Lady Aurellia Pramesti.
Atas kejadian tersebut, dikabarkan Lady hanya diberi hukuman skors selama 3 bulan, bukan drop out (DO). Melihat keberanian Lady untuk terus melanjutkan pendidikannya di kedokteran, Tompi pun mempertanyakan. Bahkan, Tompi menyarankan Lady untuk banting setir ke profesi lain.
"Itu Koas yang bikin ibu dan supirnya terlibat apa masih enak kalo lanjut kuliah?" cuit Tompi lewat X, Sabtu (15/12).
Baca Juga: Sudah Jadi Tersangka, Polisi Beberkan Motif Pria Kaos Merah Penganiaya Dokter Koas di Palembang
"Mending keluar terus buka usaha kantin ajaa gak sih?" sambung Tompi.
Tak sedikit yang setuju dengan cuitan Tompi, pasalnya reputasi Lady sudah tidak baik di mana hal itu akan berpengaruh buruk untuk kariernya di masa depan.
"Ngga nyaman juga dok, jadi bahan omongan satu angkatan aja gaenak apalagi ini sudah satu Indonesia," beber salah warganet.
"Benar dok, itu bakalan dapet 'tanda' khusus kariernya sebagai dokter bakalan mentok," sahut yang lain.
Sebagai informasi, dokter koas yang menjadi korban bernama Lutfi dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri). Penganiayaan tersebut diduga dipicu karena Lady yang tidak terima dengan jadwal jaga saat hari Natal dan Tahun Baru.
Hal itu membuat ibu dari Lady yakni Sri Meilina bersama sopirnya, DT, menemui Luthfi selaku ketua koas dan pembuat jadwal. Pertemuan terjadi di toko roti kawasan Demang Lebar Daun, Palembang. Tak berakhir baik, Lufthi justru dianiaya oleh DT.
Menurut informasi yang beredar, Lady awalnya dikeluarkan alias drop out (DO) dari kampus karena kasus tersebut. Namun Lady mengajukan banding yang akhirnya hukum DO batal, berganti dengan diskors tiga bulan.