Ketika James Riady Keluar Masuk Gedung Putih Bak Rumah Sendiri

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Minggu, 15 Desember 2024 | 08:30 WIB
Ketika James Riady Keluar Masuk Gedung Putih Bak Rumah Sendiri
Ilustrasi James Riady punya hubungan khusus dengan Bill Clinton. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konglomerat James Riady menjadi perbincangan setelah kunjungannya ke kediaman Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Solo, Jumat (13/12/2024) lalu. 

Tidak sendiri, James bertandang ke rumah Jokowi ditemani sang ayah, Mochtar Riady, anaknya, John Riady, dan beberapa kerabatnya. 

Keluarga Riady adalah pemilik Lippo Group, yang lini bisnisnya menyebar di berbagai sektor seperti perbankan, properti, pusat perbelanjaan hingga rumah sakit. 

Di era Orde Baru, James Riady, sempat disebut-sebut sebagai anggota 9 naga, kumpulan pengusaha keturunan Tionghoa, yang menguasai perekonomian Indonesia. 

Baca Juga: Silsilah Keluarga Mochtar Riady: Pendiri Lippo Group Bertamu ke Rumah Jokowi

Jaringan James Riady memang tidak kaleng-kaleng. Ia adalah orang dekat Bill Clinton, Presiden ke-42 Amerika Serikat (AS). 

Ketika Clinton mengikuti konvensi Partai Demokrat untuk menjadi calon presiden di tahun 90-an, James adalah salah satu penyumbang dana kampanyenya. 

Kasus ini sempat heboh karena capres AS dilarang menerima donasi dari warga negara asing (WNA). James dan perusahaan milik keluarganya, Lippo Group, dikenai denda US$ 8,6 juta. Penalti terbesar dalam sejarah pelanggaran pendanaan kampanye di AS.

Perkenalan dengan Bill Clinton

James Riady pertama kali berkenalan dengan Bill Clinton pada tahun 1979. Saat itu Clinton masih menjadi Gubernur Arkansas. 

Baca Juga: Temui Jokowi, Apakah James Riady 9 Naga?

Negara bagian Amerika itu menjalin hubungan dengan Lippo Group, yang saat itu berinvestasi di sejumlah bank lokal di Little Rock.

"Clinton telah berteman dengan seorang miliarder keturunan konglomerat itu, James T. Riady, yang keluarganya berinvestasi dengan para bankir terkemuka di Little Rock," tulis media LA Times dalam artikel berjudul "What Clinton Knew yang terbit tahun 1997.

Pada pertengahan tahun 1980-an, Gubernur Clinton bertemu salah satu jajaran direksi Lippo Bank, Huang, saat sedang dalam misi dagang ke Taiwan.

Huang juga menjadi perwakilan senior keluarga Riady yang berkedudukan di AS. Ketika Clinton mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 1992, Huang mengumpulkan dana untuk Partai Demokrat sebagai relawan.

Setelah kemenangan Clinton sebagai Presiden AS pada Pemilu tahun 1992, James Riady makin memperkuat hubungannya dengan Clinton. James pergi ke Little Rock untuk berpartisipasi dalam konferensi ekonomi yang diselenggarakan oleh Clinton.

Riady dan Huang menyumbang $100.000 untuk membantu membiayai pengeluaran terkait pelantikan Clinton, dan Riady hadir saat pelantikan Bill Clinton sebagai Presiden AS.

Menurut LA Times, James Riady sedikitnya 20 kali datang ke Gedung Putih dari tahun 1993 hingga 1995. James adalah tamu spesial bagi Bill Clinton. 

Saking pentingnya sosok James Riady bagi Clinton, ia diberikan kode pos eksklusif Gedung Putih sehingga dapat berkorespondensi langsung dengan presiden.

Riady, perusahaannya, dan rekan-rekannya merupakan donatur yang dermawan selama periode ini, dengan memberikan lebih dari $840.000 kepada Konvensi Partai Demokrat dari tahun 1992 hingga 1996.

Clinton benar-benar memperlakukan James Riady sangat spesial. Pada tanggal 24 Juni 1994, Clinton, Riady, dan Huang terlihat sedang berunding di Ruang Oval setelah tamu-tamu lain yang menghadiri pidato radio mingguan presiden telah pergi.

Clinton mengundang Riady, istrinya, dan anak-anak mereka untuk tetap tinggal. "Duduklah, semuanya, di mana pun kalian mau, James," kata Clinton sambil menunjuk ke arah sofa.

Keterlibatan James Riady dalam kampanye Clinton ini menjadi skandal besar di Washington. Akibatnya James Riady dicekal masuk AS di era Presiden George W Bush. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI