Suara.com - Setelah viral lantaran mengolok-olok penjual es teh, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah langsung menjadi bulan-bulanan warganet. Segala yang berkaitan dengan kegiatan dakwahnya terus disoroti, tak terkecuali pondok pesantren miliknya.
Seperti diketahui, Gus Miftah memiliki pesantren yang bernama Ora Aji berlokasi di Sleman, Yogyakarta. Gus Miftah dibantu istrinya dalam mengelola pondok tersebut.
Namun, baru-baru ini sebuah video seliweran di media sosial yang menampilkan istri Gus Miftah sedang membagikan makanan kepada para santri.
Dalam video tersebut, nampak semua santri sedang jongkok sembari menunggu antrean untuk mendapatkan makanan. Alhasil, warganet menyoroti hal tersebut dan menyebut pesantren Gus Miftah melestarikan perbudakan.
"Melestarikan budaya feodal alias perbudakan," komentar salah satu warganet.
Dari situ, didikan di Pondok Pesantren Ora Aji pun langsung menuai kritik, tak sedikit pula yang mencari tahu bagaimana sejarah pesantren tersebut didirikan.
Sejarah Pondok Pesantren Ora Aji
Menurut informasi yang dihimpun, Gus Miftah mendirikan Pesantren Ora Aji pada tahun 2011 lalu yang dirintis dari sebuah rumah saja. Tak seperti sekarang yang penuh aktivitas, pertama kali pesantren tersebut didirikan, Gus Miftah hanya mengajar mengaji selepas magrib saja.
Saat itu belum ada asrama, sehingga tidak ada santri yang menginap, semuanya pulang ke rumah masing-masing.
Baca Juga: Beda Pendidikan Gus Miftah Vs Gus Iqdam, Gaya Ceramahnya Ramai Diperbincangkan
Seiring berjalannya waktu, sekira pada tahun 2015 barulah Gus Miftah membangun sebuah asrama sehingga para santri dapat menginap. Dari situ, mulai banyak orang tua dari wilayah lain yang menitipkan anaknya ke pesantren milik Gus Miftah.