"Survey," sahut Miftah sambil tertawa yang membuat suasana kembali menjadi cair.
"Oh survey? Kalau gitu sama kita," kata Andy berseloroh, meski kemudian kembali mengarahkan pembicaraan supaya fokus ke tema. "Serius ini!"
"Jadi kebetulan kampung yang saya tempati ini banyak preman, dan mereka jadi tamu reguler dari tempat-tempat seperti itu. Karena beberapa kali mereka curhat, akhirnya jatuh rasa iba, yang saya akhirnya penasaran dengan tempat itu," jelas Miftah.
"Maka kemudian setelah beberapa survey, saya akhirnya memutuskan setiap malam Jumat untuk hadir di tempat itu, dengan menggunakan sarung, baju koko, pakai kopyah, saya masuk, karena di dalam lokalisasi itu ada musala kecil," lanjutnya.
Musala itulah yang menjadi tempat awal mula Miftah berusaha berdakwah dan menyiarkan agama Islam kepada kaum marjinal. Aksi itu pula yang membuat nama Miftah melejit di mata publik.