Nasab Keturunan Kiai Dipertanyakan, Gus Miftah Akui Dipanggil Ustaz gegara Punya Pesantren

Senin, 09 Desember 2024 | 17:05 WIB
Nasab Keturunan Kiai Dipertanyakan, Gus Miftah Akui Dipanggil Ustaz gegara Punya Pesantren
Potret Gus Miftah (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengakuan pendakwah Miftah Maulana Habiburrohman sebagai keturunan ke-9 Kyai Ageng Muhammad Besari ikut ramai disorot setelah kontroversi hinaannya terhadap penjual es teh.

Apalagi karena sempat beredar pengakuan adik Gus Miftah, Miftahul Khoeron alias Tajib, yang menyebut orangtuanya berprofesi sebagai petani dan pedagang alih-alih pemuka agama.

"Memang anaknya orang nggak mampu, ibaratnya mau makan aja susah. Bapak petani, sawah, Mamah dagang di pasar," ujar Tajib di akun X @/TukangBedah00, Senin (9/12/2024).

Walau kini beredar juga video klarifikasi terbaru dari Tajib yang menyebut ayahnya dengan gelar "Kiai", publik tampaknya tetap menyangsikan kebenaran nasab keturunan yang pernah diumbar oleh Miftah.

Baca Juga: Beda 180 Derajat, Adik Gus Miftah Kini Puji Kakak Setinggi Langit: Dia Tulang Punggung Keluarga

Tak heran bila pengakuan Miftah di hadapan jurnalis Andy F Noya berikut ini turut disorot. Pasalnya Miftah mengakui dirinya mendapat gelar ustaz lantaran mendirikan pondok pesantren.

Hal ini bermula dari pertanyaan Andy soal profesinya. "Jadi pekerjaan Anda ini apa sebenarnya?" tanya Andy di program Kick Andy Metro TV episode 8 Februari 2021.
"Kita nggak punya pekerjaan, karena bagi saya dakwah itu bukan profesi. Tapi karena saya punya pesantren, orang manggil saya ustaz, manggil saya kiai," jawab Miftah.
Jawaban ini sempat disangsikan oleh Andy, sehingga Miftah kembali menekankan, "Saya mengatakan dakwah itu bukan profesi, tapi apapun profesinya harus berdakwah. Saya punya pondok pesantren, gara-gara saya punya pesantren saya dipanggil kiai."
Ketimbang menjadi pendakwah, Miftah mengaku profesinya adalah mengurusi santri. Apalagi karena kala itu, Pondok Pesantren Ora Aji yang didirikannya di Sleman, DI Yogyakarta, sudah memiliki 200 santri yang menuntut ilmu di sana secara gratis.

Sebelum fokus berdakwah, Miftah sempat berjuang keras untuk menghidupi diri. Mulai dari menjadi marbot masjid di lingkungan Muhammadiyah, hingga mencari uang dengan menjadi tukang becak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI