Menengok Ponpes Bustanul Ulum, Tempat Gus Miftah Menimba Ilmu Agama

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Minggu, 08 Desember 2024 | 07:40 WIB
Menengok Ponpes Bustanul Ulum, Tempat Gus Miftah Menimba Ilmu Agama
Ponpes Bustanul Ulum tempat Gus Miftah menimba ilmu agama. [Instagram @bu_jayasakti]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sosok Gus Miftah menjadi perbincangan hangat di hampir semua media tanah air beberapa hari belakangan. Omongannya saat ceramah menjadi musabab.

Kata kasar yang ia lontarkan terhadap seorang penjual es teh di tengah-tengah pengajian dinilai telah merendahkan orang miskin.

Kata 'goblok' yang meluncur dari mulut Gus Miftah dianggap tidak mencerminkan pribadi sebagai seorang pendakwah agama Islam.

Keilmuan Gus Miftah dalam agama Islam diragukan beberapa pihak selain tentu mengenai nasabnya yang mengaku sebagai anak kiai. 

Baca Juga: Neo Letto Anak Cak Nun Diduga Sindir Gus Miftah, Bahas Pentingnya Etika Bercanda

Lalu di manakah Gus Miftah belajar ilmu agama? Dalam beberapa ceramahnya, Gus Miftah mengaku pernah nyantri di Pondok Pesantren Bustanul Ulum Jayasakti, Kabupaten Lampung Tengah. 

Di ponpes ini, Miftah Maulana Habiburahman menimba ilmu selama 6 tahun yaitu dari tsanawiyah (setingkat SMP) dan aliyah (setingkat SMA). 

Profil Bustanul Ulum

Dikutip dari website resmi Ponpes Bustanul Ulum Jayasakti, ponpes ini berada di bawah Yayasan Ponpes Bustanul ‘Ulum Jayasakti.

Ponpes ini sekolah dengan konsep asrama yang memadukan kurikulum pengembangan intelektual, kepemimpinan dan pembinaan karakter untuk mempersiapkan pemimpin masa depan yang cerdas dan berahlak mulia. 

Baca Juga: Abu Janda Bantah Incar Jabatan Gus Miftah: Gaji Saya 3 Kali Lipat Lebih Besar

Visinya adalah mewujudkan lembaga pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan peserta didik yang cerdas, terampil, beriman, mandiri dan bertakwa.

Ponpes Bustanul Ulum berdiri di lahan dengan luas kurang lebih 2.500 meter persegi di Jalan Kawista Nomor 15 Jayasakti, Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah.

Dikutip dari tesis berjudul "Implementasi Pendekatan Persuasif dalam Membina Self Awareness dan Kedisiplinan Santri Putri Pondok Pesantren Pembangunan Bustanul Ulum Jayasakti Anak Tuha Lampung Tengah" karya Rizka Amalia, sebelum berbentuk yayasan pondok pesantren, Bustanul Ulum awalnya adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tahun 1962.

Lalu berkembang dengan berdirinya Raudhatul Athfal (RA) Bustanul ‘Ulum tahun 1971 dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bustanul Ulum tahun 1977. Pada tahun 1983 didirikanlah Madrasah Aliyah (MA) Bustanul Ulum. Lalu pada tahun 2002 berdiri Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Bustanul Ulum (STITBU).

Tokoh pendiri Pondok Pesantren Pembangunan Bustanul Ulum yakni:

a. Bpk. KH. Syuhudi Mubarok, BA
b. Bpk. Ky. Sukri Kholil (alm)
c. Bpk. Jamzuri
d. Bpk. M. Yono
e. Bpk. Imam Kholis, BA
f. Ibu Siti Masykuroh (alm)
g. Bpk. Ky. Imam Sibaweh (alm).

Para tenaga pendidik pada masa awal berdirinya Pondok Pesantren Pembangunan Bustanul Ulum adalah KH. Sulaiman Rais, M. Yono, KH. Syuhudi Mubarok, M. Rozi, M. Iswan, Suparno M.K, Kiai Sukri Kholil, Husnul Badar, Fauzan Husni, Marni Soim, Siti Maimunah, Siti Maskuroh dan Kunti Mujiati.

Pondok Pesantren Pembangunan Bustanul Ulum memiliki landasan falsafah serta pedoman dalam dalam melaksanakan proses pembelajaran dan transfer ilmu-ilmu agama yang dikenal dengan Panca Sakti.

Panca Sakti yang digagas KH Syuhudi Mubarok ini meliputi berjiwa ikhlas, tujuan yang jelas, mengharapkan ridho Allah, hati yang bersih dan selalu ingat Allah.

Sebelum adanya asrama bagi para santri, kegiatan belajar mengajar di Ponpes Bustanul Ulum berlangsung di kediaman Syuhudi Mubarok. Pada tahun 1996, ponpes menyediakan  asrama (tempat tinggal santri yang datang dari berbagai tempat).

Sistem pendidikan dan pengajaran yang digunakan di Madrasah Aliyah Bustanul ‘Ulum ini menggunakan kurikulum yang memadukan antara sistem pesantren salaf maupun modern dengan sistem yang berlaku pada sekolah-sekolah modern.

Buku-buku, bahan serta sumber pembelajaran disusun khusus sesuai dengan tingkatan di madrasah sebagaimana yang berlaku di sekolah umum tanpa meninggalkan kekhasan dari madrasah ini yakni dengan mempertahankan pengajaran ilmu-ilmu agama klasik (salaf).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI