Suara.com - Pegiat media sosial Permadi Arya mengaku tidak mengincar jabatan Miftah Maulana atau Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden. Hal ini disampaikan melalui akun Instagram resminya, @permadiaktivis2.
Pria yang akrab disapa Abu Janda ini mengunggah video untuk Presiden Prabowo Subianto. Dalam video tersebut, ia meminta agar Prabowo memberikan jabatan Utusan Khusus Presiden ke orang yang lebih kompeten.
Secara khusus, Abu Janda menyoroti maraknya kasus pembubaran ibadah umat Kristen di Tanah Air. Menurut klaimnya, sudah ada 3 kasus pembubaran ibadah umat Kristen sejak Prabowo menjabat sebagai Presiden RI pada Oktober 2024.
"Kasus Gus Miftah ini adalah kesempatan bapak untuk evaluasi posisi Utusan Khusus toleransi dan moderasi. Mohon (jabatan tersebut) diberikan bukan karena jasa di timses pak, tapi berikanlah posisi tersebut kepada orang yang memang kompeten di bidangnya," tulis Abu Janda dalam caption Instagram, Kamis (5/12/2024).
Baca Juga: Beda Kontroversi Gus Miftah vs Fufufafa: Diminta Kompak Mundur oleh Rocky Gerung
"Agar jadi atensi bapak, intoleransi di negeri ini sudah sangat parag dan berbahaya, pak. Sejak bapak jadi presiden saja, sudah 3 kasus pembubaran ibadah kristen dan penolakan latihan nyanyi Natal. Kalau tidak diberi atensi, ini bahaya laten konflik horisontal dan disintegrasi bangsa, pak," sambungnya.
Dalam kesempatan ini, Abu Janda membantah jika video itu dibuat karena ia mengincar jabatan Utusan Khusus Presiden. Secara blak-blakan, ia mengungkap bahwa gajinya sekarang sudah 3 kali lipat lebih banyak dari Miftah.
"Saya tidak minta jabatan di pemerintahan bapak, alhamdulillah gaji saya sekarang 3 kali lipat dari gaji Gus Miftah yang cuman Rp18 juta per bulan," beber sang aktivis ini.
Sebaliknya, kata Abu Janda, ia menyarankan agar Prabowo memberikan posisi Utusan Khusus Presiden di bidang toleransi diberikan kepada orang yang beragama Kristen.
"Saya cuma minta Pak Prabowo dan Gerindra kasih posisi Utusan Khusus toleransi dan moderasi kepada orang Kristen saja pak," saran Abu Janda.
Baca Juga: Beda Kelas Gus Miftah dan Dharma Pongrekun: Nama Terakhir Diusulkan Jadi Utusan Khusus Presiden
"(Tujuannya) agar memberi atensi pada kasus pembubaran ibadah kristen yang makin marak ini. Semoga jadi pertimbangan bapak presiden. Terima kasih," sambungnya.
Saran itu sendiri diberikan Abu Janda sebelum Gus Miftah mundur dari jabatannya. Begitu Miftah telah mundur, ia langsung memberikan usulan nama pengganti Miftah, yaitu Dharma Pongrekun.
Menurutnya, pensiunan Polri itu memiliki kapasitas untuk menangani masalah intoleransi di Tanah Air.
"Izin saya usul bang Dharma Pongrekun menjadi ganti Gus Miftah. Saya yakin bang Dharma akan serius atensi masalah intoleransi," tambah Abu Janda pada Jumat (6/12/2024).