Beda Kelas Gus Miftah dan Dharma Pongrekun: Nama Terakhir Diusulkan Jadi Utusan Khusus Presiden

Ruth Meliana Suara.Com
Sabtu, 07 Desember 2024 | 20:52 WIB
Beda Kelas Gus Miftah dan Dharma Pongrekun: Nama Terakhir Diusulkan Jadi Utusan Khusus Presiden
Kolase Dharma Pongrekun dan Gus Miftah (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gus Miftah meninggalkan kursi kosong jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Sontak, segelintir pihak mengusulkan agar sosok Dharma Pongrekun bisa menduduki kursi kosong tersebut.

Adapun baru-baru ini, Gus Miftah membuat gaduh publik usai dirinya meledek seorang pedagang es teh dalam sebuah acara salawat. Gus Miftah akhirnya memilih untuk mengundurkan diri usai membuat kegaduhan tersebut.

Pengamat politik kondang Permadi Arya alias Abu Janda melirik bahwa Dharma Pongrekun cocok untuk menggantikan Gus Miftah.

Abu Janda menilai bahwa Dharma lebih berkelas ketimbang Gus Miftah dari berbagai aspek terutama karier.

Dharma Pongrekun juga adalah sosok yang cocok mengatasi masalah intoleransi di mata Abu Janda.

"Izin saya usul bang @pongrekundharma88 jadi ganti Gus Miftah. Saya yakin bang Dharma akan serius atensi masalah intoleransi," cuit Abu Janda.

Gus Miftah: Lulusan Sarjana punya ponpes besar

Gus Miftah (Instagram.com/gusmiftah).
Gus Miftah (Instagram.com/gusmiftah).

Gus Miftah adalah sosok yang punya rekam jejak mentereng kendati kerap menuai kontroversi.

Sosok keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, pendiri Pesantren Tegalsari ini punya pondok pesantren yang kondang di Kota Pelajar, yakni Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman.

Pendakwah asal Lampung ini bisa mendirikan pesantren kendati bergelar Sarjana Pendidikan dari Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.

Baca Juga: Beredar Diduga Foto Kapolri dan Jokowi di Rumah Gus Miftah, Netizen Mendadak Curiga: Maksudnya Apa Ya?

Ia juga kerap menuai baik pujian dan kritik atas gaya berdakwahnya yang nyentrik. Pasalnya, ia menyasar kaum-kaum marjinal seperti pekerja malam di lokalisasi hingga para pengunjung klub malam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI