Suara.com - Jurnalis senior Ainur Rohman, mengungkapkan bahwa Yati Pesek sempat diberi gelar bangsawan melalui Nawala Kekancingan dari Keraton Surakarta atau Solo. Anugerah ini diterima sang seniman pada tahun 2009 silam.
"Juli 2009, Keraton Surakarta Hadiningrat memberikan anugerah Nawala Kekancingan kepada Suyati Sumaryo atas komitmen, kontribusi, dan jasa luar biasanya dalam seni pertunjukan dan ketoprak yang merentang selama 45 tahun," tulis Ainur melalui akun X @ainurrohman, dikutip Jumat (6/12/2024).
Hal itu diungkap setelah nama Yati Pesek viral karena direndahkan oleh Miftah Maulana. Miftah menyebut Yati akan menjadi lont* jika wajahnya cantik dan mengatakan "susu" seniman asal Jawa tersebut kadaluwarsa.
Gelar Bangsawan Keraton Solo untuk Yati Pesek
![Yati Pesek. [Suara.com/Putu Sastrosoendjojo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/12/06/62813-yati-pesek.jpg)
Melalui penghargaan tersebut, Yati Pesek menerima gelar Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Walitodiningrum. Gelar ini diberikan karena sosoknya yang dianggap sebagai tokoh seniman berpengaruh di kawasan Jawa.
"Suyati mendapatkan nama baru Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Walitodiningrum. Sebuah penghargaan yang penting dan terhormat bagi seniman asal Jawa seperti Yati," tambah Ainur Rohman dalam cuitannya tersebut.
Ainur dalam unggahanya juga turut menampilkan sebuah sertifikat dari Keraton Surakarta. Ia lantas menyayangkan seniman senior seperti Yati Pesek bisa menerima ujaran yang tak pantas dari Miftah Maulana.
"Seorang yg mengeklaim ahli agama bermulut comberan dgn kedok bercanda mengatai Bu Yati dengan kalimat-kalimat merendahkan, "Untung jelek, kalau cantik jadi lont*." “Sampun expired iki susune."," ujar Ainur.
"Bu Yati terlihat sangat tidak nyaman dgn "guyonan2" kasar dan merendahkan itu. Tapi dia tidak sadar dan terus mengeluarkan sampah dari mulutnya," lanjutnya.
Baca Juga: Profil dan Kekayaan Sunan Kalijaga: Pengacara yang Pasang Badan untuk Gus Miftah
Adapun gelar Kanjeng Raden Tumenggung merupakan sebuah kehormatan yang diberikan kepada tokoh atau pemimpin. Tepatnya yang diyakini oleh pihak keraton telah berkarya dan melestarikan kebudayaan.