Suara.com - Kasus Miftah Maulana mengejek seorang penjual es teh di Magelang sudah terdengar sampai ke telinga Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim. PM Anwar Ibrahin pun memberikan sindiran menohok kepada Gus Miftah.
Hal itu membuat profil PM Anwar Ibrahim ikut disoroti publik. Sosoknya sendiri memiliki hubungan baik dengan Presiden RI Prabowo Subianto. Lalu, seperti apa sosok dari PM Malaysia ini? Simak inilah selengkapnya.
Profil Anwar Ibrahim
Anwar Ibrahim adalah seorang politikus yang sudah menjabat Perdana Menteri Malaysia sejak 24 November 2022. Ia lahir pada tanggal 10 Agustus 1947 di Penang, Malaysia.
Baca Juga: Mundur dari Utusan Khusus Presiden, Gus Miftah Sebut Belum Terima Gaji-Fasilitas Negara
Sosoknya dikenal sebagai seorang reformis asal Malaysia yang cukup berpengaruh. Ia tercatat pernah menjadi oposisi pemerintahan Malaysia selama bertahun-tahun
Karier politik Anwar dimulai pada tahun 1970-an. Kala itu ia aktif dalam organisasi mahasiswa dan menjadi anggota Partai Islam Se-Malaysia (PAS).
Ia juga sempat bergabung dengan United Malays National Organization (UMNO), partai terbesar yang bergabung dengan koalisi Barisan Nasional (BN). Partai ini sudah menguasai Malaysia selama lebih dari 60 tahun.
Pamor Anwar mulai mencuat sebagai tokoh penting dalam pemerintahan saat diangkat sebagai Menteri Pendidikan pada tahun 1986 dan Menteri Keuangan pada tahun 1991. Sebagai Menteri Keuangan, ia memegang peran kunci dalam reformasi ekonomi Malaysia yang sukses pada masa itu.
Namun pada tahun 1998, Anwar terlibat dalam skandal besar. Ia dipecat dari posisi Menteri Keuangan dan Wakil Perdana Menteri oleh Perdana Menteri saat itu, Tun Dr. Mahathir Mohamad.
Baca Juga: Pemain Lapor Pak! Parodikan Kasus Gus Miftah dan Penjual Es, Endingnya Bikin Netizen Kaget
Anwar juga harus menjalani hukuman penjara usai dituduh terlibat dalam kasus korupsi dan sodomi yang saat itu menghebohkan masyarakat Malaysia.
Anwar sempat mengklaim bahwa hal tersebut adalah fitnah politik. Namun, ia kalah di persidangan sehingga harus tetap menjalani hukuman penjara.
Meskipun dipenjara, Anwar tetap menjadi simbol perlawanan rakyat Malaysia. Ia terus mendorong masyarakat di sana untuk melawan pemerintahan yang otoriter.
Setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 2004, Anwar kembali aktif dalam politik dan mendirikan Partai Keadilan Rakyat (PKR). PKR menjalin hubungan baik dengan partai-partai oposisi untuk melawan dominasi BN.
Selama bertahun-tahun, Anwar menghadapi berbagai rintangan hukum dan politik, tetapi ia tetap berjuang untuk perubahan dan pembaharuan di Malaysia.
Pada tahun 2018, koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin oleh Tun Dr. Mahathir berhasil mengalahkan BN dan Anwar dijanjikan posisi penting dalam pemerintahan.
Pada akhirnya, Anwar Ibrahim berhasil mencapai puncak karier politiknya pada tahun 2022. Ia dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia setelah proses politik yang penuh lika-liku.
Sebagai PM, Anwar berjanji untuk fokus pada reformasi institusional, pemberantasan korupsi, serta memajukan kesejahteraan rakyat Malaysia. Keberhasilannya ini menandai akhir dari perjuangan panjangnya dalam dunia politik Malaysia.
PM Malaysia sindir menohok Miftah Maulana
Sindiran menohok Anwar Ibrahin ke Miftah terungkap saat melakukan rapat dengan Kementerian Kewangan Malaysia. Dalam rapat, ia penyinggung adanya pendakwah Indonesia yang viral setelah menghina penjual es teh.
"Di Indonesia beberapa hari yang lalu ini sedang heboh di media sosial, seorang kyai, gus, dalam dakwahnya menghina seorang penjual teh, teman-teman Indonesia banyak yang kirim (berita viral)," ujar Anwar Ibrahim di hadapan ratusan audiens.
"Ini jadi viral, di mana orang penjual teh dia paling miskin. Tapi ini pendakwah, dua pendakwa dengan tertawa, dengan maksud menghina sekali. Dan ini menimbulkan kemarahan di kalangan masyarakat," lanjut Anwar.
Anwar mengkritik keras sikap Miftah yang notabene adalah pendakwah. Menurutnya, Miftah yang dinilai dari kalangan agama seharusnya lebih memiliki adab.
"Itu adalah contoh, pengalaman, bahwa angkuh dan sombong itu kadang-kadang bukan saja terjadi dari kalangan orang yang tak tahu agama. Orang yang paham agama, yang bicara tentang Islam, akidah, sholat, dan sunnah ternyata juga bisa menghina," pungkas Anwar Ibrahim.
Kontributor : Dea Nabila