Suara.com - Ketua PBNU Mohamad Syafi Alielha atau Savic Ali mengeluarkan pernyataan mengenai tindakan Miftah Maulana terkait beberapa video viral berisi candaan bernada sensitif.
Savic Ali menyebut bahwa cara Miftah Maulana bercanda dengan menyebut seorang tukang es "goblok" dan merendahkan seniman Yati Pesek tidak mencerminkan seorang santri.
"Guyonan Kang Miftah itu bukan guyonan (ala) santri. Apalagi yang rekaman sama Bu Yati," kata Savic Ali dikutip dari laman Facebook-nya, Jumat (6/1/2024).
Ketua PBNU yang pernah 'dicutikan' saat masa Pilpres 2024 ini menyebut bahwa sikap seperti yang ditunjukkan Miftah Maulana ini bisa berdampak terhadap keberlangsungan dan citra Nahdlatul Ulama (NU).
Baca Juga: Beda Tarif Ceramah Gus Iqdam vs Gus Miftah, Sikapnya ke Penjual Minuman Disebut 11-12
"Akan menjadi masalah buat (citra & persepsi) NU jika diterus-terusin. Mugo wae wonge sadar [semoga saja orangnya sadar] kalau dia nggak bawa diri sendiri, bahwa tindakan dan omongan dia juga berdampak pada warga NU yang lain. NU didirikan oleh sosok-sosok alim yang hati-hati dalam omongan dan tindakan," lanjut Savic Ali yang pernah memimpin redaksi beberapa media Islam ini.
Sebelumnya Ahmad Fahrur Rozi, Ketua Pengurus Besar PBNU, juga mengeluarkan pendapatnya terkait kasus Miftah Maulana.
Pada Rabu (4/12/2024), Ahmaf Fahrur Rozi menyarankan agar polemik Gus Miftah ini diakhiri. Ia juga memaklumi dan mengatakan bahwa yang dilakukan Miftah adalah sebuah kekhilafan.
Ia menegaskan bahwa Miftah hanya bermaksud bercanda. Gus Fahrur juga menegaskan bahwa dakwah sebaiknya dilakukan secara sopan dan beradap seperti ajaran Rasulullah.
Baca Juga: Momen Wendy Cagur dan Andre Taulany Diduga Cosplay Gus Miftah
Dalam pernyataannya juga Gus Fahrur meminta masyarakat mengambil hikman. Ia mengambil contoh salah satu hikmahnya adalah penjual es yang direndahkan Miftah Maulana mendapat banyak rezeki, simpati, dan apresiasi masyarakat Indonesia.