Suara.com - Aksi Miftah Maulana mempermalukan orang lain di depan umum ternyata bukan sekali terjadi. Setelah viral karena mengolok-olok penjual es teh bernama Sunhaji, kini jejak digital Gus Miftah lainnya viral.
Dalam video yang beredar di media sosial, Gus Miftah diduga melakukan pelecehan verbal kepada sinder senior Yati Pesek di depan umum. Peristiwa Yati Pesek dilecehkan dan direndahkan ini terjadi di acara wayang Ki Warsono beberapa tahun lalu.
Awalnya, Yati Pesek sedang menyanyikan lagu Bajing Loncat. Miftah kemudian memanggil pesinden legendaris Yogyakarta itu ke atas panggung.
"Niki wau lagune Bajing Loncat, bajingane kulo ajak munggah (Ini tadi lagunya Bajing Loncat, baji****** saya ajak naik ke panggung)," ucap Miftah ke Yati.
Baca Juga: Syarat dan Biaya Masuk Ponpes Ora Aji Milik Gus Miftah, Pendaftaran Gratis?
"Lah wau lagune pas Bajingan Loncat, pas Bude (Yati) munggah lo (Hla tadi lagunya pas Bajing Loncat, pas Bude Yati naik ke atas panggung, hlo)," lanjutnya.
Tak sampai di situ, ucapan Miftah dianggap semakin kelewatan. Bagaimana tidak, ia melontarkan kalimat bernada pelecehan yang dianggap hanya candaan. Ia menghina pekerjaan dan fisik Yati Pesek, termasuk usianya yang sudah tua.
"Kulo niku bersukur Bude Yati elek, nek ayu dadi lont* te niki (Saya itu bersyukur Bude Yati jelek, kalau cantik jadi pel***r)," ujar Miftah Maulana.
Respons sosok Yati Pesek pun ikut menjadi sorotan. Pasalnya, sang sinden dianggap begitu sabar menghadapi ucapan melecehkan dan merendahkan yang enteng dilontarkan Miftah.
Lalu, seperti apa sosok Yati dan bagaimana riwayat kariernya sebagai pesinden? Simak inilah selengkapnya.
Riwayat karier Yati Pesek
Suyati atau akrab dikenal dengan nama Yati Pesek merupakan pelawak sekaligus pesinden asal Yogyakarta.
Perempuan yang lahir pada 8 September 1952 ini sudah lama berkecimpung di dunia sinden dan lakon.
Sejak masih belia, Yati sudah mempelajari seni dari sang ibu. Ia bahkan ikut dalam Konservatori Karawitan Surakarta. Kesibukannya menjadi penari membuat Yati hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat SD.
Ia juga sempat bergabung dengan komunitas Wayang Orang Jati Mulya, Panca Murti, Darma Mudha, Sari Budaya, hingga Wayang Orang Ajenrem Madiun.
Kiprahnya di dunia seni membawanya masuk ke dalam Ketoprak Mudha Rahayu. Ia juga masuk kelompok Ketoprak Siswa Budaya.
Sebagai pekerja seni yang gigih, Yati berhasil menembus pasar nasional dengan bergabung ke Sandiwara Jenaka yang ditayangkan oleh TVWII Yogyakarta.
Sosoknya juga ikut berperan dalam film Serangan Fajar tahun 1982 dan Langitku Rumahku tahun 1990. Ia masih aktif hingga tahun 2024 dengan bermain peran di film Mendong Tanpo Udan dan Seni Memahami Kekasih.
Kontributor : Dea Nabila