"Kulo niku bersukur Bude Yati elek, nek ayu dadi lont* to niki, [Aku bersyukur Bude Yati jelek, kalau cantik jadi lont*]," ujar Miftah Maulana.
Mendengar ucapan itu Yati Pesek tampak syok. Ia tampak marah, namun hanya menghela napas. Perempuan lanjut usia itu mulai gerah dengan omongan pemilik Ponpes Ora Aji tersebut.
"Saiki kok dadi suarane kongono. Untung Gus sampean kui saiki neng kene ora ustad kok ya, ora dadi kiai, dudu, [Kok sekarang omongannya jadi begitu. Untung Gus kamu sekarang di sini bukan jadi ustaz, bukan sedang jadi kiai]," tutur Yati.
Miftah Maulana membenarkan dalih itu. Ia mengaku dalam acara tersebut bukan sedang sebagai pendakwah.
"Mboten bude. Kan nlungsungi, ketemu dalang yo dadi dalang, [Bukan Bude, kan menyesuaikan kalau ketemu dalang ya jadi dalang," ujar Miftah.
Yati Pesek kemudian melapor kepada sang dalang, Ki Warseno. Ia mengatakan ada perubahan sikap dari Miftah Maulana hingga sekarang cara bicaranya jadi tak enak didengar.
"Dik Warseno, iki arepo cah enom maune gandrung kalih kulo. Ning kagol mergo suarane koyo ngono kui [Dik Warseno, ini walaupun anak muda tadinya bergaulnya sama aku. Tapi aku kecewa karena sekarang omongannya jadi seperti ini]," ucap Yati Pesek tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
Tak cukup di situ, dalam cuplikan vieo Youtube, Yati Pesek juga bahkan dihina secara fisik karena sudah tua. Lebih parah lagi, Miftah melempar candaan bernada mesum kepada pesinden legendaris tersebut.
"Kulo khawatir modar ndisik karena keracunan. Pun expired niki susune, [Aku takur mati duluan karena keracunan. Sudah kedaluwarsa ini susunya]," kata Miftah.
Baca Juga: Memahami Makna 'Gus' sebagai Simbol Penghormatan atau Titel Belaka