Gus Baha kemudian meminang seorang perempuan bernama Ning Winda. Istrinya ini merupakan anak kiai dari Ponpes Sidogiri di Pasuruan, Jawa Timur. Usai menikah, keduanya memilih tinggal di Yogyakarta.
Akibat kepindahan itu, banyak santri yang merasa kehilangan bahkan sampai menyusul Gus Baha hanya untuk belajar mengaji. Sosoknya ini memang dicintai dan dikagumi karena gayanya yang juga sederhana.
Adab Gus Baha ke Pedagang Ayam

Berbeda dari Gus Miftah, Gus Baha justru diriwayatkan sebagai sosok yang bersikap lemah lembut kepada pedagang kecil. Hal ini diketahui saat ia berinteraksi dengan penjual ayam kampung pada hari ke-2 Lebaran.
Ketika melihat pedagang ayam kampung di Pasar Kragan kembali berjualan di hari kedua Lebaran, Gus Baha tak kuasa menahan tangisnya. Ia lantas membeli ayam sebanyak Rp200 ribu meski dirinya tidak terlalu butuh.
"Ya Allah, jika orang tidak menjadi kiai, tanggal 2 Syawal sudah mencari uang," ucap Gus Baha kepada penjual ayam tersebut.
Ia lalu diinterogasi kedua putrinya soal alasan membeli ayam potong sebanyak Rp200 ribu padahal tidak dibutuhkan. Gus Baha mengatakan ini sebagai pengingat bahwa ada yang sudah mencari uang di tanggal 2 Syawal.
"Ya (membeli ayamnya) untuk dijadikan pelajaran bahwa tanggal 2 Syawal orang-orang sudah mencari uang," tandas Gus Baha.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Baca Juga: Jazilul PKB Sebut Gus Miftah Kebablasan Ejek Penjual Es: Beliau Memang Dikenal Kiai Urakan