Berutang Boleh, Tapi...
![Founder Rencanaku.id Rahmat Aryo Baskoro memberikan materi kepada para peserta saat acara Gedor Kampus di Gedung Vokasi Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Selasa (3/12/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/original/2024/12/03/97624-gedor-kampus-vokasi-universitas-indonesia-ui-vokasi-ui-rahmat-aryo-baskoro.jpg)
Di sesi berikutnya, Rahmat Aryo Baskoro, founder Rencanaku.id, menjelaskan seputar literasi keuangan dasar. Salah satunya soal utang.
Menurut Rahmat yang juga dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini, di Indonesia, rasio utang atau rasio pengeluaran utang itu di atas 50%. Ia pun menekankan mengenai alokasi utang yang sebaiknya tidak melebihi dari 30-35% pendapatan.
Lalu, bolehkan berutang? Secara umum, menurut Rahmat, utang terjadi ketika kita membeli sesuatu namun kondisinya belum mampu.
"Tapi kalau pada utang yang besar, kalau belum mampu, tidak perlu beli," Rahmat mengingatkan.
Ia kemudian membedakan antara utang produktif dan utang konsumtif. Kalau utang konsumtif lebih banyak dilakukan untuk keperluan sehari-hari, misalnya belanja pakaian, beli kopi di kafe, dan sebagainya. Sedangkan utang produktif dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan atau aset.
Utang produktif berpotensi memberikan keuntungan finansial jangka panjang. Misalnya berutang untuk membayar biaya kursus, yang nantinya jika keterampilan meningkat, maka bisa dijadikan modal untuk mencari kerja atau meningkatkan karier.
Perbincangan soal literasi keuangan ini semakin lengkap dengan kehadiran Digital Business Manager KB Bank, Hutama Trinanda. Selain membahas utang, Hutama juga mengulas soal penggunaan kartu kredit yang sama dengan berutang.
Boleh berutang, atau memakai kartu kredit, asalkan harus memiliki dua hal, yaitu mau dan mampu, mau bayar dan mampu bayar.
Baca Juga: Kolaborasi Suara.com dan KB Bank: Siap Gelar Gedor Kampus, Ajak Mahasiswa Terus Update Digitalisasi
"Kalau nggak mau bayar, tapi mampu, ya nggak akan terbayar. Kalau maunya ada, tapi nggak ada kemampuan, nggak akan terbayar juga," kata Hutama.