Suara.com - Sosok penceramah Miftah Maulana Habiburrahman belum lama ini menuai kecaman lantaran dianggap mempermalukan penjual es teh di tengah acara pengajian di Magelang, Jawa Tengah.
Pada video yang viral beredar di media sosial X, tampak seorang pria penjual es teh dan air mineral yang berdiri di antara para jemaah. Miftah lantas bertanya soal jualannya, namun diakhiri dengan kata-kata yang kasar.
"Es tehmu sih akeh (masih banyak) nggak? ya sana jual gob*lok," ujar Miftah pada penjual es teh tersebut.
"Jual dulu, nanti kalau belum laku ya udah, takdir!" imbuhnya sambil tertawa.
Adab Utusan Khusus Presiden yang mengolok-olok pedagang kecil itu sontak membuat warganet murka. Dari sana, berbagai hal mengenai sosok pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman itu dikuliti warganet, salah satunya soal tarif ceramah.
Pada 2021 lalu, beredar kabar yang menyebut bahwa Miftah mematok tarif Rp3 miliar untuk berdakwah. Miftah sendiri tak membantah maupun membenarkan kabar tersebut.
Dia hanya mengatakan besaran tarif tergantung siapa yang mengundangnya. Bila yang mengundang berdakwah adalah dari ekonomi mapan, maka memasang tarif wajib dilakukan. Sebaliknya, jika yang mengundang masyarakat ekonomi ke bawah, ia tak mematok harga.
Terbaru, seiring dengan viralnya aksi Miftah mengolok-olok penjual es teh, sejumlah akun X seperti @/stakof membocorkan bahwa tarif ceramah Miftah berada di angka puluhan juta, belum termasuk hotel dan transportasi.
"Tarif "Gus Kacamata Hitam" itu...75juta/1,5jam," tulisnya, dikutip Rabu (4/12).
Ia juga mengunggah postingan saksi lain yang menyebut tarif serupa yang diajukan pihak Miftah. "Alkisah suatu hari di sebuah provinsi di luar Jawa, saya diwaduli pengurus NU daerah tersebut, dia mau mengundang penceramah, tapi sayangnya sang penceramah mematok tarif yang tidak tanggung-tanggung, 75 juta untuk 1,5 jam ceramah," demikian bunyi postingan tersebut.
Kendati banyak variasi angka yang beredar, belum diketahui dengan pasti berapa tarif dakwahnya. Kekinian, Miftah sudah memberikan klarifikasi atas kegaduhan akan aksinya yang membercandai penjual es teh. Ia meminta maaf dan berjanji akan introspeksi diri.